Sudah 68 Persen, SGAR Alumina di Kalimantan Barat Ini Ditargetkan Selesai Tahun 2024, Mampu Produksi Hingga…
inNalar.com – Progres daru Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat pada bulan September 2023 sudah sekitar 68 persen.
Pembangunan proyek SGAR terletak di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Menurut informasi resmi DPR RI pembangunan smelter alumina ini dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang merupakan anak perusahaan BUMN PT Inalum (Persero) dan Aneka Tambwng (Antam) Tbk.
Pada tanggal 27 September 2023 lalu Wakil menteri BUMN Republik Indonesia, Kartiko Wirjoatmodjo meninjau pembangunan SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat.
Pada kunjungannya, Kartiko mengatakan bahwa pembangunan Smelter Alumina di Mempawah menunjukkan progres yang menggembirakan.
Kunjungan yang dilakukan Kartiko merupakan sebuah langkah Kementerian BUMN untuk mendukung pelaksanaan proyek strategis nasional dalam rangka pemenuhan kebutuhan alumina di Indonesia.
Baca Juga: Habiskan Rp13 Miliar, Kalimantan Barat Kini Punya Jembatan Gantung Baru, Lokasinya di…
Pada kunjungan tersebut, PT BAI menyampaikan bahwa pembangunan smelter yang sudah dimulai sejak Shun 2019 Progresnya saat ini sudah mencapai 68%.
Pembangunan proyek smelter alumina di Mempawah Kalimantan Barat tersebut ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
Pembangunan proyek SGAE direncanakan akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium (Inalum).
Dengan target produksi tahun 2024, smelter alumina di Mempawah bisa memproduksi 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.
Untuk mencapai kapasitas full, smelter tersebut ditargetkan full kapasitas pada 2025.
Proyek SGAR adalah bagian dari aksi korporasi Inalum untuk menciptakan ekosistem industri aluminium yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.
Inalum berharap agar pembangunan proyek smelter alumina di Mempawah Kalimantan Barat ini mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Dengan dukungan semua pemangku kepentingan makan akan mempermudah terwujudnya cita-cita Indonesia yaitu tercapainya hilirisasi aluminium nasio.
Dalam beberapa aksi korporasi lain yang dilakukan oleh Inalum untuk peningkatan kapasitas produksi merupakan respon atas tingginya pasar alumunium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton.***
Rekomendasi
