Usai Mangkrak 16 Bulan Karena China, Smelter Bauksit USD1,7 Miliar di Kalimantan Barat Akhirnya Masuk ke PSN Lagi, Produksinya…

inNalar.com – Terdapat megaproyek di Kalimantan Barat (Kalbar) yang sebelumnya telah dikeluarkan dari proyek strategis nasional.

Proyek tersebut adalah pembangunan smelter bauksit yang akan menghasilkan alumina, berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Adapun alasan dari dikeluarkannya proyek pabrik pengolahan mineral ini yaitu dikarenakan adanya perselisihan dengan perusahaan asal China.

Baca Juga: Inter Milan All-In Demi Sukseskan Kedatangan Tajon Buchanan di Bursa Transfer Januari

Baca Juga: 3 Prioritas Utama Inter Milan di Bursa Transfer Musim Dingin, Bomber Timnas Iran Jadi Incaran

Baca Juga: Biaya Lebih Mahal 3-4 Kali Lipat, Proyek Tambang Bawah Tanah Diramalkan Bakal Jadi Tren di Masa Mendatang

Sebenarnya proyek pembangunan pabrik di Kalbar ini sudah dibangun sejak 2019, dan akan rampung pada tahun 2023.

Akan tetapi, ternyata terdapat perselisihan para pemegang konsorsium EPC, yaitu China Aluminium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) dari China dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP).

Karena perselisihan tersebut, membuat proyek ini sampai ditinggalkan selama 16 bulan.

Baca Juga: Permudah Ziarah Makam, Pemprov Kalimantan Selatan Spesial Kucurkan APBD Rp50 M Buat Babat Jalan 5,2 Km di Kabupaten Banjar, Bakal Selesai Lebih Cepat?

Baca Juga: Masih Butuh Rp1 Triliun, Jalan Alternatif Banjarbaru – Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan Ini Belum Dapat Sokongan Investor, Nasib Progresnya…

Baca Juga: Punya Kapasitas 350 Liter per Detik, IKN Bakal Punya 2 Unit IPA untuk Penuhi Kebutuhan Air Minum yang Aman

Bahkan karena pengerjaan pabrik mineral ini ditinggalkan, membuat pemerintah mengeluarkan proyek ini dari PSN berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No 9 Tahun 2022 pada Juli 2022.

Meski begitu, setelah mangkrak selama 16 bulan lamanya, akhirnya perusahaan MIND ID melalui anak perusahaannya, PT INALUM dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mulai menggarap pabrik pengolahan mineral ini.

Sementara itu, pada 11 September 2023 progres penggarapan tempat pengolahan mineral ini telah mencapai 58%.

Baca Juga: Dulu Bekas Penambangan Pasir, Kini Berubah Jadi Wisata Danau Cantik yang Berjarak 30 Menit dari Kota Bogor, Dimana?

Baca Juga: Terlilit Hutang Rp1,3 Triliun! Perusahaan Pengelola Tambang Migas di Sumatera Utara Kini Bangkrut, Padahal Cadangannya Capai…

Baca Juga: Sambut Nataru, Jalan Tol Senilai Rp4 Triliun Penghubung Riau ke Sumatera Barat Ini Akan Dibuka, Cek Jam Operasionalnya

Dilansir InNalar.com dari mind.id, Walaupun saat tempat pengolahan mineral bauksit ini dilanjutkan, sebenarnya statusnya masih tidak masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional.

Akhirnya setelah megaproyek ini tetap digarap oleh Mind ID dengan harapan dapat masuk ke PSN, keinginan mereka dapat terkabul.

Pasalnya PT Inalum telah menegaskan jika proyek mereka bersama PT ANTM yang adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kalimantan Barat kembali dimasukan ke dalam proyek strategis nasional.

Baca Juga: Doyoung NCT Terpilih Jadi Model McDonald, Penggemar Ramai-ramai Kirim Surat Terbuka ke SM Entertainment

Baca Juga: Modal Pembangunan Rp30 Ribu! Jembatan Tercanggih di Sumatera Selatan Ini Sempat Miliki Fitur Jungkat-Jungkit, Emang Boleh Semurah Itu?

Baca Juga: Rugikan Negara 14,4 Miliar, Ruko Tambang Bitcoin Ilegal yang Curi Arus Listrik PLN di Sumatera Utara Digerebek Polisi

Karena dengan dimasukannya ke PSN, maka tempat pengolahan mineral ini akan menjadi prioritas lebih untuk cepat dirampungkan.

Ditambah lagi sebenarnya diharapkan penggarapan dari smelter Bauksit ini juga memiliki target telah rampung 80% selesai di akhir tahun 2023.

Sekedar informasi, pembangunan smelter bauksit di Mempawah ini pada dasarnya terbagi menjadi 2 fase.

Baca Juga: Investasi Rp524 Triliun, Megaproyek IKN di Kalimantan Timur Telah Capai Tahap 2, Progresnya…

Baca Juga: Produksinya 1 Juta Ton per Tahun! Smelter Nikel Milik China di Morowali Sulawesi Tengah Ini Meledak Dahsyat Sampai Makan Korban Jiwa

Baca Juga: BRI Sabet 6 Penghargaan Dealer Utama dari Kemenkeu setelah Sukses Jadi Market Maker Penjualan SBN

Bagi yang merasa asing, dengan mengolah bauksit ini, maka nantinya mineral tersebut dapat berubah menjadi alumina atau alumunium yang biasa orang-orang gunakan di kehdiupan sehari-hari.

Menghabiskan investasi sebanyak USD1,7 miliar, pabrik pengolahan Bauksit ini di fase I akan memiliki kapasitas produksi alumina perseroan sebanyak 1 juta ton setiap per tahun.

Bahkan hasilan 1 juta ton alumunium per tahun itu menggunakan bahan baku bauksit mencapai 3,3 juta ton per tahun.

Baca Juga: Disokong Dana Rp400 Miliar, Bengkulu Tengah Bangun SPAM Regional untuk Layani 38 Ribu Sambungan Rumah

Sementara di fase II, kapasitas produksi tempat pengolahan mineral itu dapat naik mencapai 2 juta ton alumunium per tahun.

Namun bahan baku bauksit yang diperlukan yaitu sekitar 6,6 juta ton.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, jika akhir tahun ini telah mencapai target penyelesaian 80%, maka pada semester I tahun 2024 ditargetkan telah bisa masuk ke commissioning.

Baca Juga: Dibangun di Lahan Seluas 45,91 ha, Anggaran Rp9,4 Triliun Digelontorkan Buat Bangun Rumah Khusus Paspampres di IKN

Sebagai tambahan, saat pembangunan megaproyek di Kalimantan Barat ini mangkrak selama 16 bulan, sebenarnya potensi kerugian yang ditimbulkannya cukuplah besar.

Karena perusahaan pengurus tempat pengolahan mineral ini telah menghitung jika dalam satu bulan potensi kerugiannya yaitu sebesar USD 28 juta atau setara Rp419,16 miliar.

Sebab itulah saat dikalikan 16 bulan, maka potensi kerugian dari molornya pembangunan smelter bauksit di Kalimantan Barat ini telah mencapai USD 450 juta.

Baca Juga: Aset Capai 20 Miliar USD, Emiten Raksasa Inilah Pemilik Smelter Nikel di Morowali Sulawesi Tengah yang Terbakar, Dominasi Saham PT ITSS

Jika dikonversikan ke mata uang Indonesia, maka jumlah tersebut ada di kisaran Rp6,37 triliun. ***

 

Rekomendasi