

inNalar.com – Memiliki pendapatan laut terbesar, rupanya sebagian besar tambak di Kalimantan Utara bermula dari lahan hutan mangrove.
Pembabatan hutan mangrove menjadi tambak rupanya menimbulkan keprihatinan yang besar mengingat pentingnya keberadaan hutan untuk ekosistem di Kalimantan Utara.
Dalam langkah yang diambil untuk menjaga dan memulihkan ekosistem yang penting di Kalimantan Utara, pemerintah pun melakukan pemulihan hutan mangrove.
Baca Juga: Karena Lahan Persawahan Terbatas, Ternyata Begini Cara Kalimantan Utara Tingkatkan Produksi Padi
Rehabilitasi hutan mangrove tidak hanya dilakukan di Kalimantan Utara, namun juga 8 provinsi lain yang terdampak pembabatan.
Dilansir inNalar.com dari laman brgm.go.id, pihak BRGM rupanya telah menyiapkan anggaran sebesar 1,5 triliun untuk merestorasi hutan mangrove.
Pemulihan hutan mangrove ini akan dilakukan di 9 provinsi Indonesia, di mana Kalimantan Utara termasuk menjadi salah satunya.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Kondisi ekosistem hutan mangrove di Kalimantan Utara menjadi perhatian utama, karena banyak daerah tambak yang berasal dari lahan mangrove.
Padahal, kehadiran hutan mangrove dalam ekosistem pesisir memiliki dampak penting dalam mengurangi erosi, serta habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
Namun, rehabilitasi mangrove di Kalimantan Utara tidak bisa dilakukan dengan gegabah dan perlu kehati-hatian.
Karena beberapa lahan hutan mangrove di Kalimantan Utara telah berubah menjadi tambak maka perlu melakukan uji lokasi untuk menentukan daerah rehabilitasi.
Oleh karena itu, sebelum memulai pemulihan hutan mangrove, BRGM akan melakukan uji lokasi untuk memastikan kondisi lapangan.
Pemulihan mangrove tidak hanya memerlukan upaya dari pemerintah dan lembaga terkait, tetapi juga melibatkan mereka yang membangun dan mengelola tambak.
Sehingga, partisipasi masyarakat, terutama pemilik tambak di Kalimantan Utara juga menjadi elemen kunci dalam usaha ini.
Uji tata ruang pesisir dan pulau kecil akan dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana mangrove dan tambak dapat dibangun di tempat yang sama.
Dalam proyek rehabilitasi hutan mangrove di Kalimantan Utara ini, BRGM juga akan menangani masalah pertambakan yang telah ada.
Tujuannya adalah untuk merestorasi dan mengembalikan fungsi ekosistem mangrove yang penting bagi keberlanjutan lingkungan pesisir.
Dengan komitmen dan upaya bersama, langkah rehabilitasi hutan mangrove ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir.***