

inNalar.com – Jembatan merupakan infrastuktur yang paling penting untuk pertumbuhan ekonomi termasuk pembangunan di Kalimantan Barat.
Jembatan memiliki panjang yang luas untuk menghubungkan daerah-daerah diatas perairan.
Jembatan Pak Kasih berada di Tayan Hilir, Sanggau, Kalimantan Barat yang melintasi Sungat Kapuas.
Jembatan Pak Kasih merupakan jembatan paling panjang yang berada di Kalimantan Barat.
Jembatan ini merupakan Jembatan penghubung antara Kalimantan Barat dan Kalimatan Tengah.
Jembatan Pak Kasih memiliki panjang total keseluruhan sekitar 1440 M².
Panjang ini merupakan total dari ruas jembatan yang terbagi menjadi 2.
Yaitu pada panjang ruas pertama sampai 350M² dan juga ruas jembatan kedua 1150M².
Dengan demikian, Jembatan Pak Kasih Tayan merupakan Jembatan terpanjang ketiga di Indonesia.
Jembatan ini merupakan Jembatan terpanjang setelah Jembatan Suramadu di Jawa Timur dan Pasupati Bandung.
Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 22 Maret 2016 silam.
Jembatan ini dibuat untuk peningkatan fasilitas jalan dan infrastruktur di Kalimantan Barat.
Sebelum dibangunnya jembatan ini, para penduduk yang ingin melintasi sungai harus menggunakan motor air.
Dimana satu kali melintas, motor air ini bisa mencapai puluhan ribu yang merugikan masyarakat.
Dengan adanya jembatan, kegiatan masyarakat menjadi lebih efesien dan menguntungkan.
Jembatan Pak Kasih sendiri awalnya memiliki nama yaitu Jembatan Tayan.
Namun karena ada usulan dari Kornelis Gubernur Kalimantan Barat, nama tersebut diganti sebagai “Jembatan Pak Kasih”
Tak lain dan tak bukan, nama jembatan tersebut digunakan sebagai penghormatan pada Pak Kasih yang telah memperjuangkan Indonesia.
Pada saat itu beliau melawan Serbuan NACI dari pemerintah Belanda untuk merebutkan Kalimantan Barat.
Beliau meninggalkan pada peperangan tersebut sampai masyarakat mengabadikan namanya pada Jembatan Pak Kasih.
Baca Juga: Penulis Buku Anti Islam Menjadi Muallaf: Jangan Hanya Melihat Perilaku Muslim dari Luarnya
Dana pembangunan Jembatan Pak Kasih ini mencapai tolal Rp. 1 Triliuin.
Di mana 90% merupakan hasil dari pinjaman China dan 10% dari APBN negara.***