

inNalar.com – Perusahaan yang berfokus pada area pertambangan emas Martabe di Tapanuli Selatan ini tengah mengalami tekanan kinerja volume penjualan produk komoditas berharganya.
Emiten yang berbasis di wilayah Sumatera Utara ini adalah PT Agincourt Resources Tbk (PTAR) yang diketahui telah mengeksplorasi emas di areal seluas 130.252 hektare.
Lokasi tambangnya sendiri berada di jalur sesar Sumatra yang memungkinkan emiten yang satu ini juga menambang perak sebagai diversifikasi usahanya.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Tentang BRI di HUT ke-128, Didirikan Priyayi Purwokerto dari Uang Kas Masjid?
Wilayah operasional tambangnya pun sudah dibuka tiga pit terbuka yang paling pertama dibuka sejak tahun 2016.
Cekungan Ramba Joring adalah pit pertama yang berhasil dieksplorasi PTAR, kemudian dilanjut dengan pembukaan Pit Barani yang mulai dieksplorasi sejak tahun 2016.
Sedikit informasi mengenai Pit Ramba Joring, pada akhir tahun 2017, PTAR sempat mencetak rekor kesuksesan dalam eksplorasi komoditas berharganya di cekungan ini.
Pasalnya pihak PTAR telah mencatatkan rekor pengolahan bijih 5,35 Mt untuk menghasilkan 355.000 ons emas.
Tingkat kapasitas pengolahan bijih emas semakin meningkat menjadi 5,57 Mt hingga mampu hasilkan 410.387 ons emas.
Lalu menyusul ada cekungan ketiga, yakni Pit Purnama yang yang baru dibuka pada tahun 2011.
Namun layaknya perusahaan pada umumnya, dinamika penjualan produk komoditas berharga tidak selalu menggapai manisnya hasil.
Pasalnya pada catatan rekap volume penjualan untuk sektor pertambangan emas, Agincourt Resurces mengalami kemerosotan pencapaian sebesar 32 persen.
Lebih rinci lagi, sebagaimana diungkap dalam laporan keuangan terkini bahwa sampai Bulan September 2023 total penjualan setara emas yang dikeruk dari tambang Martabe ini hanya mencapai 147 ribu ons.
Pencapaian ini dinilai mengalami penurunan performa dikarenakan pada tahun 2022 di bulan yang sama, volume penjualan komoditasnya mencapai 216 ribu ons.
Tentu kondisi ini juga ikut memicu pendapatan bersih di sektor pertambangan emas yang juga ikut menurun sebesar 26 persen.
Pada tahun sebelumnya, diketahui performa pendapatan bersih yang berhasil diraup raja tambang di Tapanuli Selatan ini mencapai Rp5,8 triliun.
Adapun pada Bulan September 2023 ini, pendapatan bersihnya menyusut hingga Rp4,3 triliun.
Apabila melihat dari ikhtisar kinerja perseroan Agincourt Resources sendiri, terlihat ada banyak penurunan performa perusahaan selama setahun terakhir.
Laba periode berjalan setahun terakhir mengalami penurunan dari yang tadinya Rp17,4 triliun, terkini capaiannya hanya Rp16,4 triliun atau setara turun 6 persen.
Meski begitu, kabar gembiranya adalah total pendapatan bersihnya meningkat sebesar 7 persen dari yang tadinya Rp91,5 triliun berhasil menanjak hingga Rp97,5 triliun.
Sebagai informasi tambahan, PTAR telah mengeksplorasi emas di wilayah Kontrak Karya yang meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, serta Padangsidimpuan.***