Niat Menjala Ikan, Nelayan di Cirebon Temukan Harta Karun Kerabat Nabi Senilai Rp720 Miliar


inNalar.com – Indonesia memiliki banyak aset budaya yang tak terhitung jumlahnya, penemuan harta karun oleh nelayan di yang sedang menjala ikan di lepas pantai Cirebon adalah bukti bahwa kemungkinan adanya keturunan kerabat nabi berlayar ke nusantara.

Penemuan harta karun oleh nelayan sempat menggaduhkan media berita yang berada di Indonesia serta menarik perhatian media asing.

Para ahli belum dapat menyimpulkan dari mana kapal itu datang namun fakta yang tidak bisa dibanntah bahwa benda berharga tersebut memiliki hubungan khusus dengan keturunan kerabat nabi.

Baca Juga: Demi Legakan Akses Transportasi, Proyek Jalan Tol Rp25,4 Triliun Bakal ‘Ratakan’ 58 Desa Sekaligus di Bali

Pemburu harta karun dari mancanegara rela mengunjungi cirebon hanya untuk melihat dan memastikan bahwa itu merupakan barang berharga.

Pemerintah sampai meminta dukungan terhadap perusahaan Cosmix Underwater Research untuk bekerjasama dengan badan usaha lokal PT Paradigma Putra Sejahtera.

Melansir dari laman resmi pemerintahan, melalui Dinas Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam (PANNAS BMKT) dikatakan ditemukan banyak benda berharga.

Baca Juga: Keruk APBD Rp30 Miliar, Stadion Paling Ikonik di Karawang Bakal Dirombak Cantik Berlimpah Fasilitas Mewah

Kapal karam tersebut ternyata menyimpan ribuan artefak yang memiliki nilai fantastis dan sangat langka jika dicari di seluruh dunia.

Mulai dari benda peninggalan dataran cina pada abad kesepuluh berupa keramik dengan banyak corak yang mengesankan, beraneka gelas dan rock kristal dari wilayah timur tengah.

Serta kepingan perak, emas, perhiasan emas, serta ditemukan banyak sekali batuan mulia dengan harga jual tinggi.

Baca Juga: Proyek Strategis Sepanjang 1.700 Km Ini Bakal Satukan Makassar dan Manado, Cek Progesnya

Setiap benda yang ditemukan memiliki asalnya sendiri seperti aneka gelas dari kerajaan sasanians dan batu kristal dari Dinasti Fatimiyah.

Dinasti Fatimiyah diyakini memiliki hubungan langsung dari nabi, sehingga dapat disimpulkan sebagian hartanya merupakan harta dari kerabat nabi yang telah karam.

Pengangakatan benda “jarahan” ini mengungkap beberapa teka teki yang mana mengungkapkan kebenaran arkeologis terhadap rangkaian distribusi jalur perdagangan atau kunjungan dari berbagai negara ke wilayah nusantara.

Harga dari barang spesial tersebut mencapai $100 juta pada tahun 2010 lalu dan dapat menambahkan pendapatan negara jika terjadi pelelangan.

Namun dalam pengangkatan harta karun terjadi pada tahun 2004 sampai 2005 yang terjadi di lokasi perairan pelabuhan cirebon dengan jarak 80 mil.

Bahkan 2 perusahaan tadi yang telah ditunjuk untuk mengangkat semua benda yang berada di kapal karam melakukan penyelaman sebanyak 22 ribu kali dalam periode Februari 2004 sampai Oktober 2005 baru selesai.

Dengan rincian 272.810 adalah benda berbentuk mangkok, manik-manik, kendi antik, kayu dan tulang.

Sayangnya hanya 976 benda yang bisa di klaim Indonesia menjadi benda harta milik negara, sedangkan 271.834 menjadi milik para investor.

Kejadian ini terjadi karena pemerintah membuka pelelangan pada tahun 2010 sebanyak 3 kali tetapi tidak ada orang yang minta, akhirnya untuk menutup modal para investor pemerintah membagi benda lelang menjadi dua.

Pemerintah mempunyai alasan kuat untuk melakukan pelelangan terhadap barang temuan yang berharga yaitu karena mereka tidak memiliki fasilitas memadai untuk menampung setiap benda.

Karena itu sebagian dilelangkan sedangkan sebagian lainya dirawat di museum sebagai cagar budaya agar dapat dilihat oleh setiap kalangan masyarakat.

Sebenarnya masih banyak harta karun yang terpendam di bawah laut cirebon saat itu namun, pemerintah belum memiliki teknologi canggih pada masa itu.

Tidak dapat dipungkiri juga mungkin saat ini barang peninggalan kerabat nabi masih bisa ditemukan di lokasi yang berbeda dari sebelumnya.***(Wahyu Adji Nugraha) 

Rekomendasi