

inNalar.com – Kalimantan Utara dikenal dengan wilayah bermusim tropis dengan beberapa daerah dengan suhu yang membuat gerah.
Meskipun begitu, salah satu wilayah di Kalimantan Utara ini ternyata memiliki curah hujan tinggi sehingga membuat daerahnya terasa lebih sejuk dan dingin.
Hal ini mengakibatkan daerah di Kalimantan Utara ini dijuluki sebagai wilayah tak kenal musim karena hampir tidak pernah mengalami kemarau.
Baca Juga: Sudah Berusia 10 Tahun, Pemekaran Daerah Kalimantan Utara Ternyata Masih Terkendala, Apa Alasannya?
Dilansir inNalar.com dari berbagai sumber, wilayah yang jarang mendapatkan penyinaran matahari ini adalah Tarakan, kota terbesar di Kalimantan Utara.
Letaknya sendiri terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan total luas wilayah sekitar 249,65 km².
Julukan ‘tak kenal musim’ pada kota ini dibuat karena Tarakan memiliki suhu udara minimal 24 derajat celcius yang menjadikannya memiliki kelembaban rata-rata 84 persen.
Sedangkan berdasarkan data curah hujan, rata-rata Tarakan mengalami sekitar 308,2 mm curah hujan per bulan bulan dan penyinaran matahari rata-rata sekitar 49,82%.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Kota Tarakan cenderung memiliki curah hujan yang tinggi serta rendahnya persentase penyinaran matahari.
Data penyinaran matahari yang kurang dari 50% membuktikan bahwa Tarakan sering kali tertutup awan atau mendapatkan sinar matahari yang terbatas.
Pemerintah setempat pun menggunakan kesempatan tingginya curah hujan sebagai wadah untuk mengisi embung yang dibangun di beberapa tempat.
Embung ini nantinya dipakai sebagai pasokan air bersih serta menjadi sumber utama untuk pembangkit listrik di beberapa wilayah.
Akan tetapi, seringnya mendapat guyuran hujan di Kota Tarakan, tentunya membuat daerah ini menjadi langganan bagi bencana banjir.
Kondisi banjir juga diperparah karena terjadinya air pasang dari laut di sekitarnya yang mengakibatkan genangan air.
Hal ini membuat pemerintah setempat menggunakan sistem drainase untuk meminimalisir air hujan yang menggenang.
Namun, penggunaan drainase tidak bisa digunakan secara maksimal bila tidak diimbangi oleh pembebasan untuk membangun dan pelebaran drainase.
Pemerintah juga menghimbau masyarakat serikat untuk selalu menjaga lingkungan mereka agar dapat mengatasi banjir bersama.***