

inNalar.com – Insiden jembatan kaca yang pecah di Banyumas, Jawa Tengah membuat publik kaget, sedih, dan juga takut.
Jembatan kaca yang berdiri di tengah hutan ini memang menarik dikunjungi karena keunikannya. Akan tetapi, setelah insiden yang membuat satu orang meninggal dan satu orang lagi harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Efek dari insiden ini tidak hanya dapat dirasakan oleh tempat wisata jembatan kaca di Banyumas saja, namun, juga jembatan kaca lain yang ada di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah jembatan kaca Seruni Point yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.
Lokasi tepatnya dari jembatan kaca Seruni Point ini adalah kawasan TNBTS yang ada di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur.
Jembatan yang belum diresmikan dan dibuka untuk umum ini sudah mengundang banyak kekhawatiran publik imbas dari insiden yang sudah terjadi.
Namun, publik dapat menghapus kekhawatiran mereka lantaran tebal kaca yang digunakan empat kali lipat lebih tebal daripada yang dipakai di jembatan kaca di Banyumas, Jawa Tengah.
Selain itu, karena berada di kawasan taman nasional, pembangunannya pun tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Jembatan kaca ini merupakan salah proyek yang dikerjakan Kementerian PUPR.
Dilansir inNalar.com dari Kementerian PUPR, pembangunan jembatan ini dilakukan oleh Dirjen Bina Marga melalui Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS).
Jembatan kaca yang membentang di atas ceruk sedalam 80 meter ini adalah yang pertama yang dibangun dengan tipe suspended dan struktur kabelnya pun berbeda dengan jembatan yang sudah ada sebelumnya.
Panjang dari jembatan ini adalah sekitar 120 meter dengan lebar antara 1,5 hingga 3 meter dan ditopang oleh enam kabel baja di masing-masing sisi bagian bawah.
Selain itu, struktur kaca yang digunakan adalah berlapis atau laminated tempered glass dengan tebal satu lapisnya 25,55 milimeter atau sekitar 2,5 cm.
Karena terdiri dari dua lapis, maka ketebalan kaca pada jembatan ini mencapai 5 cm.
Sedangkan jembatan kaca di Banyumas, Jawa Tengah memiliki ketebalan hanya 12 milimeter atau 1,2 cm.
Selain itu, jembatan kaca di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Probolinggo, Jawa Timur ini juga dilengkapi dengan proteksi ganda berupa baja galvaris dan cat epoxy.
Tidak hanya itu, pada jembatan ini juga sudah dilakukan uji beban yang dilakukan oleh Kementerian PUPR Dirjen Bina Marga dan Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS).
Uji beban ini dilaksanakan dengan menaruh karung seberat 70 kg yang diletakkan di atas jembatan kaca dengan jarak masing-masing 75 cm.
Pada uji beban ini, jembatan diberi berat tujuh ton atau setara dengan seratus orang.
Uji beban ini juga dilakukan dengan menaruh beban sebanyak 8,4 ton di atas jembatan dengan sebuah sensor yang dipasang di bawah jembatan.
Sensor ini mampu memberi sinyal apabila berat yang ditanggung sudah berlebihan.
Jembatan kaca di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Probolinggo, Jawa Timur ini akan dibuka pada akhir tahun 2023.***