

inNalar.com – Permasalahan tentang kesehatan mental sedang menjadi sorotan saat ini. Namun, ternyata ini bukanlah hal yang baru dalam Islam.
Namun, dalam masalah kesehatan mental dapat disembuhkan lebih dahulu atau yang disebut dengan self healing.
Dalam Islam, self healing juga disebut dengan muhasabah, atau yang dikatakan sebagai introspeksi diri atas kesalahan dan perbuatan di masa lalu.
Dilansir inNalar.com dari kanal YouTube draisyahdahlan, dr. Aisyah Dahlan menerangkan tentang cara self healing yang bisa dilakukan.
Cara self healing pertama adalah self compassion yaitu memahami keadaan emosi. Contohnya saja menangis karena sedih, cemas, takut, marah, menyesal ataupun emosi negatif lainnya.
Hal yang dapat dilakukan dalam self healing ini adalah memaklumi diri sendiri ketika melakukan reaksi terhadap suatu keadaan, contohnya menangis tersebut.
Oleh karena itu, diri kita dapat memastikan agar cepat dalam merespon emosi negatif yang ada.
Lalu, cara kedua dalam self healing adalah yang disebut me time. Hal ini dibutuhkan karena otak dan tubuh butuh meluangkan waktu untuk menyendiri.
Me time dapat dilakukan dengan berbagai aktifitas positif, lakukan sesuai dengan bakat atau kesenangannya.
Contohnya saja berkebun, memasak, olahraga, membaca buku, atau juga berlibur dan juga lainnya.
Lalu cara ketiga adalah self talk atau yang disebut juga inner dialog. Dalam Islam hal ini bisa dilakukan dengan melakukan sholat.
Jika melakukan sholat dengan khusyuk mulai dari niat hingga salam, merenungi bacaan dalam sholat, dan juga yakin bahwa dalam sholat kita sedang berdialog kepada Allah SWT.
Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru Desember 2022, Tema Cara Mudah Masuk Surga dengan Berbakti kepada Ibu
Selanjutnya, dalam mengenal emosi yang ada dalam diri bukanlah hanya marah, sedih dan senang.
Banyaknya jenis emosi membuatnya memiliki beberapa level, dengan level, seperti tangga inilah bentuk levelnya.
Pada urutan paling bawah terdapat Nafsu Lawwamah yang berisi emosi putus asa, sedih dan takut.
Lalu, ada Nafsu Amarah yang berisi rakus, marah, dan juga sombong. Pada nuansa emosi tersebut merupakan jenis emosi yang negatif.
Namun, ternyata ada juga emosi yang memiliki unsur positif, yaitu Nafsu Muthmainnah yang berisi dengan semangat, menerima, damai dan pencerahan.
Pada jenis emosi tesebut merupakan zona ikhlas, yaitu seseorang dapat dikatakan ikhlas apabila sudah memasuki emosi tertinggi ini.
Lalu bagaimana cara mencapai emosi tertinggi tersebut dalam Islam? dr. Aisyah Dahlan dengan gamblang mengatakan, jika melakukan semuanya karena Allah SWT.***