Budaya Rijsttafel, Alasan Mengapa Orang Indonesia Suka Menghidangkan Nasi, Sayur, Lauk dan Es dalam Satu Meja

inNalar.com –  Rijsttafel diambil dari kosakata bahasa Belanda. Seperti namanya, budaya ini memang mulai masuk dan berkembang ketika Hindia Belanda berada dibawah kekuasaan VOC dan Belanda.

Rijstaffel sendiri dalam bahasa Indonesia diartikan atau “meja nasi”. Singkatnya, budaya ini merupakan cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan hidangan.

Keberadaan orang Eropa khususnya Belanda di East Indies (Hindia Belanda) kala itu membawa pengaruh tersendiri, tak terkecuali pada bidang kuliner.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 7 SMP atau MTs Uji Kompetensi Bab 1 Semester 2 Halaman 25 26 27

Dulu, cara penyajian ini populer di kalangan masyarakat Eropa- Indonesia. Pasca kolonialisasi, kebiasaan itu tetap digemari di Belanda dan bahkan menjadi hal yang normal pada rumah tangga masyarakat Indonesia saat ini.

Konsep rijjstafel sejatinya mengadopsi cara makan bergaya Eropa dengan menggunakan peranti makan lengkap, yaitu piring, sendok, garpu hingga lap atau celemek.

Fenomena rijsttafel merupakan bagian dari gaya hidup orang-orang kolonial yang mencoba mengangkat “seni boga adiluhung” (haute cuisine) terhadap hidangan pribumi.

Dikatakan demikian karena rijstaffel tidak menonjolkan kuliner khas Belanda, sehingga mereka malah menonjolkan kesan royal dan mahal dari kuliner Jawa.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Tema Isra Miraj 2022 Masehi atau 1443 Hijriyah

Selain itu, hidangan pribumi yang kaya akan rempah-rempah memberikan image eksklusif bagi mereka. Rijsttafel merupakan bentuk interaksi dari dua bangsa.

Rijsttafel memang identik dengan budaya Belanda, namun pada kenyataannya hidangan khas pribumi mendominasi masakannya.

Pada dasarnya rijsttafel merupakan etika yang digunakan untuk membedakan kebiasaan makan yang dijalankan orang Belanda dengan pribumi, orang Belanda memanfaatkan rijsttafel sebagai alat untuk meninggikan status sosial mereka.

Orang Belanda memandang rendah budaya makan pribumi  yang makan hanya menggunakan tangan dan duduk bersila dibawah. Dari perspektif mereka, budaya makan Barat dianggap lebih beradab.

Baca Juga: Isra Miraj 2022 atau 1443 Hijriah, Inilah Bentuk Buraq Tunggangan Nabi Muhammad dalam Peristiwa Agung

Mengenai komposisi hidangan yang disajikan dalam rijsttafel terdiri dari rijs (nasi), groenen atau sayur mayur (sayur lodeh, sayur asem dan sup), vlees (daging), vis (ikan), eieren (telur), sambal-sambalan, acar, kerupuk, gebakken bananen (pisang goreng), chutney.

Belanda juga meninggalkan pengaruh terhadap kuliner di Indonesia saat ini, kuliner tersebut sudah mengalami akulturasi dan penyesuaian dengan lidah orang Indonesia.

Beberapa contohnya antara lain Selat Solo, selat merupakan kuliner khas Solo yang divariasikan dengan bistik Eropa semur. 

Ada juga sop snerek (sop kacang merah), perkedel yang di Belanda disebut frikadeller, kroket, klappertart, kue cubit, kaastengels, lapis legit, dadar gulung, macaroni schotel dan masih banyak lagi.***

Rekomendasi