

inNalar.com – Siapa bilang kendala pembangunan infrastruktur hanya terjadi pada masa sekarang, mari kita tengok sejarah Jembatan Kereta Api Serayu.
Infrastruktur penghubung Cirebon – Kroya ini ternyata menjadi salah satu bukti bahwa salah satu perusahaan jasa transportasi masa kolonial Belanda ini dahulu juga sempat alami kendala.
Proyek ini bermula dari adanya kebutuhan yang cukup urgen untuk memangkas waktu tempuh dari arah selatan Jakarta menuju trayek ini.
Ketika ingin membuka jalurnya, infastruktur legendaris ini sempat membuat perusahaan kereta api Belanda, Staatsspoorwegen merasa kelimpungan.
Pasalnya medan geografis jalur tersebut cukup berbukit, terutama di daerah Notog.
Selain itu, trayeknya melintasi Sungai Serayu yang sangat lebar, sehingga pihak pembangun jembatan kereta api ini merasa perlu membangun terowongan atau jembatan.
Setelah mengarungi pertimbangan mendalam, akhirnya Staatsspoorwegen memutuskan untuk membangun Jembatan Kereta Api Serayu.
Tidak berhenti pada kendala geografis, ternyata lintasan trayek Cirebon – Kroya ini bersinggungan dengan proyek trem.
Proyek trem tersebut ternyata digarap oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda yang dahulu kala menjadi kompetitor Staatsspoorwegen.
Baca Juga: Jumlah Aset Meroket hingga Rp27,9 Miliar, PT Indo Oil Perkasa Tbk Dirikan Perusahaan Join Venture
Perusahaan penggarap lintasan trem itu namanya adalah Serajoedal Stomtram Maatschappij (SDS).
Lantas, bagaimana solusi yang diputuskan terkait kendala pembangunan jalur yang hampir bersinggungan itu?
Akhirnya lintasan Jembatan Kereta Api Serayu sengaja dibuat oleh Staatsspoorwegen posisinya lebih tinggi dari lintasan trem, melansir dari Heritage KAI.
Hal ini tentunya dilakukan oleh Staatsspoorwegen dan Serajoedal Stomtram Maatschappij agar kedua lintasan tidak bersinggungan.
Jadi di sekitar daerah Kebasen, ada empat jalan yang disebut dengan Vier Wegen.
Keempat jalan yang dimaksud di sini meliputi jalur kereta api milik SS, jalur trem milik SDS, lintasan Sungai Serayu, dan jalan raya.
Berkat solusi jitu yang diambil oleh pihak pembangun Jembatan Kereta Api Serayu trayek Cirebon – Kroya ini akhirnya infrastruktur berhasil dirampungkan.
Jembatan tersebut berhasil selesai dibangun pada 1916 dan diresmikan pada 1 Juli, tepat di saat Jalur Kroya – Petuguran juga resmi dioperasikan untuk umum.
Infrastruktur ini rupanya disebut menjadi pionir keterhubungan jaringan kereta api di Pulau Jawa.
Sedikit informasi terkait Serajoedal Stoomtram Maatschappij, perusahaan kereta api ini beroperasi pda masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Eksistensi perusahaan ini yang berbasis di wilayah Purwokerto ini rupanya lebih dahulu daripada perusahaan kereta api Staatsspoorwegen. ***