

inNalar.com – Kementerian Kesehatan (kemenkes) mengumumkan kasus pertama tentang cacar monyet.
Kemenkes mengkonfirmasi penyakit cacar monyet kepada seseorang pria berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
“Hari ini, pasiennya ada yang satu terkonfirmasi (cacar monyet) dari DKI Jakarta,” Jelas Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di Jakarta, Sabtu.
“Orangnya laki-laki 27 tahun, dapat laporan pemeriksaan PCR tadi malam,” lanjutnya saat melakukan Zoom.
Pasien cacar monyet tersebut diketahui telah melakukan perjalanan ke luar negeri dengan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuhnya.
“Ada demam, kemudian juga ada pembesaran limpa, tapi keadaannya baik,” jelasnya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 SMP Halaman 64: Posisi Garis Terhadap Sumbu X
“Artimya tidak sakit berat dan ada cacar-nya atau ruam-ruamnya di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia,” lanjutnya.
Kemenkes mengapresiasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta atas respon cepat ketika ada pasien bergejala cacar monyet.
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan PCR untuk memastikan penyakit diduga cacar monyet.
Baca Juga: Profil Rektor Unila yang Kena OTT KPK, Diduga Terima Suap Terkait Penerimaan Mahasiswa Baru
“Dalam hitungan dua hari, pemeriksaan PCR itu sudah dilakukan dan tadi malam sudah diumumkan positif terkonfirmasi,” jelasnya.
Kemenkes juga menjelaskan pasien hanya memiliki gejala ringan dan tidak perlu dirawat secara isolasi.
Pasca terjadinya penemuan kasus cacar monyet, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan pelacakan kontak erat dengan pasien tersebut.
“Kasus cacar monyet ini adalah kasus yang menular yang memerlukan contact tracing kepada orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut,” jelasnya.
Dirinya juga menjelaskan penularan cacar monyet dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui benda-benda yang bersentuhan dengan penderita.
“Penularan monkeypox (cacar monyet), utama sekali, melalui kontak langsung dengan penderita, seperti bersalaman, berpelukan,” jelasnnya.
“Juga kontak kepada benda-benda atau barang-barang di sekitar pasien, umpamanya pada selimut, pada handuk,” lanjutnya.
“Masyarakat harus paham apabila ada teman kita, saudara kita, masyarakat yang punya gejala ini, kita harus menghindari kontak langsung kepada yang bersangkutan,” tambahnya.***