

inNalar.com– Setiap orang yang hidup pasti akan diuji dengan berbagai masalah hidup. Persoalan itu diujikan oleh Allah SWT kepada kita bukan ingin menjadikan kehidupan kita bermasalah. Tapi untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita menjadi lebih baik.
Lantas, bagaimana cara kita menyikapi setiap masalah hidup yang datang kepada kita?
Sebelum dipaparkan lebih jauh mengenai bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah hidup. Simak kisah para Nabi berikut ini untuk menemukan jawabannya.
Baca Juga: Manchester United dan Liverpool Berebut Moises Caicedo, Robinson: The Reds Jangan Tergesa-gesa
Kisah Nabi Muhammad SAW Menanti Jawaban Do’a Selama Tiga agar Bisa Sholat Menghadap Ka’bah
Awalnya, kiblat Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah mengahdap Baitul Maqdis. Beliau kemudian meminta kepada Allah SWT dengan menengok ke atas mohon supaya bisa dipindahkan kiblatnya ke arah Masjidilharam (Ka’bah).
Apa yang terjadi? Apakah ketika Nabi Muhammad SAW berdo’a dengan menengadahkan tangan langit langsung dikabulkasn seketika? Jawabannya adalah tidak.
Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat dan Lengkap: Mengenai Cara Agar Ibadah Terasa Lebih Nikmat
Ternyata beliau harus menunggu 1 tahun, 2 tahun, baru setelah pindah ke Madinah dalam perjalanan beliau ke Ummul Basyar saat diundang ke jamuan dhuhur. Beliau berangkat ke sana.
Saat makan siang itulah datanglah panggilan sholat, kemudian sholatlah beliau. Saat menunaikan sholat itu barulah turun Q.S Al-Baqarah: 144.
“Kami selalu perhatikan wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka Kami akan palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam.
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Mudah Untuk Mendekati Pintu Surga Allah? Simak Ceramah dari Ustadz Adi Hidayat Ini
Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu karena kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan” (Q.S Al-Baqarah:144).
Jadi, baru ketika beliau pindah ke Madinah dengan penantian selama kurang lebih tiga tahun, do’a Nabi Muhammad SAW dikabulkan oleh Allah SWT. Kemudian, sholat beliau yang awalnya menghadap ke Baitul Maqdis berputar 180◦ ke arah Ka’bah.
Kisah Nabi Ayub AS Berjuang Melawan Penyakit Selama 20 Tahun
Nabi Ayub AS sakit luar biasa selama kurang lebih 7 tahun, beliau menderita penyakit yang belum pernah diderita orang sebelumnya, dan tidak akan pernah dialami orang setelahnya.
Baca Juga: Pacaran Jadi Dalih Taaruf, Begini Cara Mendapat Jodoh Terbaik Menurut Ustadz Adi Hidayat
Sampai istri beliau meminta berdo’a kepada Allah yang kira-kira kalau diterjemahkan dalam bahasa kita adalah sebagai berikut. Sebagaimana disampaikan oleh Ustad Adi Hidayat.
“Pak, Bapak kan Nabi, Rasul. Angkat tangan bermohon kepada Allah, mintakan kesembuhan. Bukankah do’a Nabi akan dijawab?”
Namun, Nabi Ayub memberikan jawaban yang mengejutkan. Dirinya merasa malu kepada Allah SWT karena telah hidup 20 tahun dengan kemudahan. Lalu, baru diuji beberapa tahun saja sudah mengeluh.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Beberkan 5 Cara Hidup Tenang dan Bahagia dengan Mudah Menurut Islam
“Kata Ayub, nanti saja kalau sudah masa sakit ujian ini sama dengan masa senangnya sama-sama 20 tahun baru saya akan mengangkat tangan memohon kesembuhan kepada Allah SWT.”
Maka setelah masa ujian itu telah sama dengan masa senangnya, Nabi Ayub kemudian berdo’a. Alhamdulillah, penyakit beliau sembuh atas izin Allah SWT.
Kisah Nabi Zakaria AS Berdo’a Puluhan Tahun untuk Memiliki Keturunan
Nabi Zakaria AS menikah, berumah tangga, belum memiliki keturunan. Namun, beliau tidak pernah putus ada, dan terus berdo’a sampai usia beliau tak muda lagi,dan kondisi fisik yang semakin melemah.
Jadi, bisa dibayangkan berapa lama waktu beliau memanjatkan do’a memohon agar diberikan keturunan oleh Allah SWT?
Puluhan tahun Nabi Zakaria AS meminta, barulah ketika beliau merawat Maryam kemudian berdo’a kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Imran ayat 38-39, barulah do’a beliau dikabulkan.
Apa hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ketiga Nabi dan Rasul di atas?
Dari ketiga kisah Nabi di atas kita bisa mengambil sebuah hikmah ada seorang Nabi dan Rasul, tiga tahun bahkan puluhan berdo’a tapi tidak putus asa baru dikabulkan. Tapi, ada orang bukan Nabi bukan Rasul baru tiga hari berdo’a ingin cepat dikabulkan. Di sinilah pentingnya sikap sabar saat menerima ujian.
“Kalau tidak diciptakan marah, bagaimana ketahuan sabar? Kalau tidak dibuat bohong, bagaimana bisa ketahuan jujur? Kalau tidak diciptakan sombong, bagaimana bisa nampak rendah hati?” kata Ustad Adi Hidayat dikutip dari saluran YouTube Love Islam.
Baca Juga: 2 Dzikir Berikut Bisa Buat Kamu Kebanjiran Rezeki, Ustadz Adi Hidayat: Perhatikan agar Hidup Sukses
Orang hidup pasti punya masalah, tidak ada orang hidup yang tidak punya masalah. Jadi rumusnya ketika musibah datang kita sabar karena mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah.
Hadapi Masalah Hidup dengan Sabar dan Do’a
Terima dulu masalah yang datang, sabar, karena kesabaran akan melahirkan pikiran yang jernih, respon mulai muncul.
Tapi yang menarik dalam Al-Qur’an, apabila kesabaran sudah hadir adap selanjutnya bukan ikhtiar dulu melainkan mintakan solusinya kepada Allah SWT supaya dibimbing mencari solusi terbaik. Permintaan itu yang disebut dengan do’a.
Baca Juga: Udah Gak Ada Alasan Lagi! Berikut Sedekah dalam Keadaan Susah yang Dijelaskan oleh Syekh Ali Jaber
“Apabila kita berdo’a lalu kita bertanya, bagaimana Sifat Allah dalam mengabulkan do’a kita? Apakah seketika akan dikabulkan? Apakah akan tertunda? Atau jangan-jangan diganti dengan yang lebih baik?” kata Ustad Adi Hidayat.
Sifat do’a apabila sudah dipanjatkan pasti akan dijawab. Mustahil ada do’a yang tidak dijawab. Yang tidak dijawab itu salah satunya karena ada sesuatu yang haram pada dirinya yang menjadikan do’a terhambat.
Cara Allah mengabulkan do’a dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah: 186. Allah menjawab do’a dengan tiga cara. Pertama, saat kita meminta seketika diberikan. Kedua, Allah akan menjawab do’a apabila kita sanggup untuk menerimanya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 SD Halaman 96 97 98 99 100 Buku Tematik Subtema 3 Pembelajaran 1
Ketiga, Allah akan mengganti apa yang diinginkan dengan apa yang dibutuhkan. Kadang-kadang keinginan kita berbeda dengan apa yang kita butuhkan.
Oleh karena itu, saat meminta sering kali kita tidak sadar bahwa sebenarnya yang dimintakan sudah dikabulkan. Hanya saja kita tidak sadar, lebih baik dengan kemaslahatan hidup kita.
Perlu digaris bawahi bahwa pengabulan do’a bersanding dengan kebutuhan bukan keinginan. Lalu, bagaimana sikap kita kalau ternyata apa yang dimohonkan itu nampak belum terkabul?
Cara kita menyikapi persoalan serius dalam kehidupan maka kita perlu berperang. Perang di sini yang dimaksudkan adalah memerangi diri, atau jihad fisik. Memerangi diri kita yang tidak stabil. Perang melawan iri hati, malas, iri dengki, dan hal-hal buruk dalam diri.
Ketika timbul perasaan-perasaan yang tidak baik saat berdo’a tidak kunjung dikabulkan, maka perangi itu. Meskipun, mungkin saat memerangi perasaan itu barang kali tidak menyenangkan. Boleh jadi, di balik yang tidak disukai itu ada hal-hal baik yang Allah siapkan untuk kita.***