Konstruksi Tercepat di Dunia, Raja Tembaga Sumbawa Ini Bangun Smelter Rp21 Triliun dalam Waktu 14 Bulan

inNalar.com – Hilirisasi industri pertambangan Indonesia kian mengukir pencapaian gemilang. Hal ini ditunjukkan dengan diresmikannya smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk., yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bahkan mega proyek senilai Rp21 triliun besutan PT Amman Mineral Internasional Tbk ini diklaim menjadi salah satu konstruksi yang perampungannya tercepat di dunia.

“Kita memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga,” demikian cuplikan narasi dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Jokowi, saat itu, menunjukkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan komoditas ini terbesar di dunia diharap akan semakin gemilang dengan beroperasinya smelter Amman di Sumbawa Barat, NTB.

Baca Juga: Moat Noeng, Petani Kelapa Asal NTT yang Wajahnya Ada di Uang Kuno Dua Setengah Rupiah

Pabrik ini menerapkan teknologi canggih untuk memproduksi produk utamanya yakni 220 ribu katoda. Selain itu, tiap tahunnya perusahaan milik pengusaha asal Indonesia ini akan hasilkan 850 ribu ton asam sulfat, 18 ton emas, dan 55 ton perak.

Dengan menghasilkan puluhan ton, Indonesia diharapkan tidak lagi mengekspor bahan mentah, melainkan mengolahnya untuk menghasilkan berbagai produk siap pakai yang lebih bernilai.

Harapan besar agar pengoperasian tambang tembaga di Sumbawa Barat ini, yaitu dapat memberikan efek berganda bagi masyarakat sekitar, khususnya memberi lapangan kerja.

Baca Juga: Alasan Freeport Klaim Smelter Tembaga Gresik Rp45 Triliun Jadi Single Line Terbesar di Dunia

Dilansir dari situs resmi Amman, sesuai yang disampaikan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo, proyek pembangunan dari perusahaan tambang nasional ini berhasil membuka lapangan kerja dan melibatkan sekitar 7.000 tenaga kerja saat proses pembangunan konstruksinya.

Sekitar hampir 80 persen pekerja di smelter ini berasal dari Indonesia salah satunya yang cukup mendominasi yakni dari sekitaran Sumbawa Barat, NTB.

Selain itu, diharapkan akan ada peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat atau Provinsi NTB pada umumnya.

Baca Juga: Update Harga Jual Tiga Koin Kuno 2024, Kolektor Uang Antik Wajib Tengok

Tidak hanya itu, pabrik besutan Amman ini juga dibanggakan oleh Menteri ESDM yang menjabat saat itu, Bahlil Lahadalia. Alasannya adalah karena smelter tembaga ini adalah pabrik pelecut hlirisasi industri Indonesia pertama yang dimiliki oleh pengusaha nasional.

Menariknya lagi, pembangunan kilang yang berkapasitas 900 ribu ton konsentrat per tahun ini hanya membutuhkan waktu 14 bulan.

Presiden Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Hilmi Panigoro dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung jalannya pembangunan ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Uang Soekarno Rp 1000 yang Asli Bisa Melengkung? Begini Penjelasannya

Sebab, pembangunan fisik proyek ini menjadi salah satu pembangunan proyek tercepat di dunia dibandingkan proyek lain dengan skala serupa.

Selain itu, berbagai fasilitas di kilang logam ini menggunakan teknologi Double Flash Smelting, yakni dengan menggabungkan proses flash smelting dan flash converting dalam prosesnya.

Dengan teknologi canggih ini, harapannya PT AMMAN dapat memproduksi tembaga berkualitas premium dengan memenuhi standar keamanan dan keselamatan yang berlaku.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 Hari Ini, Senin, 16 Desember 2024, Live TV, dan Prediksi Skor

Tidak hanya itu, PT AMMAN juga berhasil mewujudkan harapan pemerintah dalam menyumbangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah. 

Dengan adanya smelter ini, perusahaan AMMAN dapat menyumbangkan PDRB Kabupaten Sumbawa Barat hingga 82 persen. Kemudian untuk PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 17,3 persen.

Terhitung pada Bulan Juni 2023, telah ada lebih dari 17 ribu karyawan bekerja di site Batu Hijau untuk operasional pertambangan dan beberapa proyek lainnya.

Hampir 75% mitra bisnis dan tenaga kerja yang mereka pekerjakan merupakan warga lokal dari Kabupaten Sumbawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.

Tentu semenjak diresmikan bulan September lalu, perusahaan produksi tembaga ini semakin banyak menyerap tenaga kerja dan mampu menyumbang lebih banyak PDRB Sumbawa.***