

inNalar.com – Danau Matano merupakan danau yang terletak di Desa Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan ini menjadi danau terdalam di Asia Tenggara dengan menduduki peringkat pertama dan terdalam di dunia di peringkat sembilan.
Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan memiliki kedalaman 590 meter, yang mana mengalahkan Danau terdalam kedua di Asia Tenggara, yaitu Danau Toba dengan kedalaman 505 meter.
Kedalaman danaunya sedalam 590 meter didukung juga dengan luas danau sekitar 16.000 hektar, panjang sekitar 28 km, lebarnya 8 km, dan terletak pada ketinggian 382 dpl.
Nama “matano” bagi masyarakat yang tinggal di Desa Matano memiliki arti yaitu mata air.
Danau ini dijadikan sebagai tempat wisata, karena airnya jernih, bersih dan tenang sehingga dapat memanjakan mata para pengunjung.
Bahkan akibat airnya yang terlalu jernih, para pengunjung bisa melihat di dalamnya sampai kedalaman 20 meter.
Jika ingin mendatangi Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, maka persiapkan barang bawaan dan diri kamu semaksimal mungkin, karena kamu akan menempuh perjalanan darat atau udara.
Namun, jika ingin melewati jalur darat dengan menggunakan bis dari pusat kota Makassar dan memakan waktu sekitar 12 jam.
Sedangkan melewati jalur udara, waktu tempuh perjalanannya hanya 1 jam, tapi biayanya lumayan mahal berkisar Rp1,2 juta.
Danau yang terbentuk dari aktivitas tektonik pada jutaan tahun silam ini, memiliki jejak sejarah yang unik.
Melansir dari Portal Informasi Indonesia yang diperoleh dari informasi para warga, di dasar danau terdapat sebuah gua yang menjadi tempat peninggalan benda-benda masa lalu.
Benda-benda tersebut seperti parang, tombak, mangkuk, dan piring yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun.
Bahkan, jika ditelusuri lebih dalam, di dasar danau tersebut terdapat beberapa fauna langka dan hanya ada di Danau Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yaitu ikan Butini.
Bagi para warga setempat, ikan dengan nama latin Glossogobius Matanensis ini sering disebut sebagai hewan purba.
Hal tersebut didasarkan pada bentuknya yang menyerupai seperti hewan purba dan warnanya yang kecoklatan.
Selain ikan Butini, para pengunjung bisa juga melihat kepiting Bungka serta keong air tawar di Danau Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. ***