Bidik Potensi DI Komering Seluas 124.000 Ha, Sumatera Selatan Gagal Miliki Bendungan Pertama Tanpa APBN, Jurus Saktinya…

inNalar.com – Sumatera Selatan awalnya diproyeksikan bakal memiliki bendungan pertama tanpa APBN pada tahun 2018 silam.

Harapan tersebut tumbuh saat investor asing menaruh hati untuk berikan pendanaan bagi waduk bernilai triliunan rupiah ini.

Namun agaknya bendungan yang terletak di Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ini masih sulit meraih predikat tersebut.

Baca Juga: Kantongi Dana Pinjaman Senilai Rp5,5 Triliun, Jumlah Aset PT Archi Indonesia Tbk(ARCI) Meroket?

Pasalnya investor yang kala itu dikabarkan berasal dari Jepang akhirnya memilih untuk undur diri dari proyek ini.

Penyebab hengkangnya investor itu pun terungkap, ternyata proyek waduk ini dinilai masih belum mendatangkan untung yang cukup bagi pihak penanam modal.

Lebih lanjut, kapasitas listrik yang bisa dihasilkan oleh waduk ini pun masih di bawah standar yang diperhitungkan pihak pemilik modal.

Baca Juga: Terkatung-Katung 8 Tahun, Bendungan Senilai Rp3,8 Triliun di Sumatera Selatan Ini Seret Progres Usai Gagal Gaet Investor Jepang, Penyebabnya…

Jadi jika profit yang dinilai menguntungkan adalah kapasitas listrik range 60 hingga 75 Megawatt (MW).

Maka Bendungan Tiga Dihaji baru mampu menghasilkan 20 MW saat pengecekan proyek oleh pihak investor pada tahun 2018.

Agaknya skema KPBU yang diterapkan pada proyek bendungan tidak semulus jalannya dengan infrastruktur yang digarap berupa jalan tol.

Baca Juga: Telan Biaya Rp27 Triliun! Jambi Akhirnya Punya Jalan Tol Pertama Sepanjang 169 Km, Hubungkan Provinsi…

Akhirnya jurus sakti Pemerintah RI pun lagi-lagi dikeluarkan untuk memperjuangkan potensi besar yang tidak hanya datang dari segi kapasitas daya pembangkit listriknya.

Kucuran sakti dari dompet APBN pun jadi solusi jitu proyek pembangunan waduk ini tetap bisa pacu perekonomian daerah maupun nasional.

Proyek ini pun tetap berlanjut dengan harapan Daerah Irigasi (DI) Komering seluas 125.000 hektare bisa dimaksimalkan potensinya.

Baca Juga: Ongkos Proyek Capai Rp37,61 Triliun, Jalan Tol Penghubung Bengkulu – Sumatera Selatan Ini Dinilai Tak Untungkan Investor, Tetap Dilanjutkan?

Sementara hingga detik ini pengairan lahar pertanian baru optimal sebagiannya, yakni 70.000 hektare.

Artinya masih ada sekitar 50.000 hektare lagi yang perlu dicarikan solusinya agar maksimal manfaatnya bagi masyarakat.

Adapun dengan dibangunnya Bendungan Tiga Dihaji, Kementerian PUPR memproyeksikan 25.000 hektare bakal hidupkan lahan pertanian warga sekitar.

Baca Juga: Cuan 450 Juta USD Melayang, Proyek Smelter Bauksit di Mempawah Kalimantan Barat Ini Sempat Molor Gegara Kontraktor Berselisih, Begini Kelanjutannya

Sementara sisanya akan disempurnakan dengan adanya pembangunan Waduk Saka yang lokasinya ada di Kabupaten Oku Selatan.

Penting untuk diketahui, infrastruktur ini memiliki volume daya tampung air hingga 129 juta meter kubik.

Melansir dari Kementerian PUPR, rintangan dalam mengelola irigasi lahan warga pada dasarnya karena Sungai Komering akan mengering saat musim kemarau tiba.

Baca Juga: Tak Hanya Bruno Guimaraes, PSG Pakai Cara Licik Gaet Target Prioritas Barcelona di Bursa Transfer Januari 2024

Di samping itu, saat musim hujam debit airnya sangat besar dan membawa kandungan lumpur yang akhirnya mengganggu saluran irigasinya.

Itulah yang kemudian menggesa pemerintah untuk bersegera dan memprioritaskan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji meski tersendat perjalanan garapannya.

Dengan demikian, dengan adanya infrastruktur penampung air dan pengatur debit air ini, diharapkan distribusi pengairan di DI Komering dapat lebih lancar.

Baca Juga: Dianggarkan Rp27,49 Triliun, Proyek Jalan Tol IKN di Kalimantan Timur Akan Dihiasi 60 Ribu Pohon Tiap Deret, Progresnya…

Usai APBN digelontorkan untuk pembiayaan pengerjaan infrastruktur ini, diharapkan setidaknya tahun 2025 fungsi waduk ini bisa membahagiakan masyarakat yang bertani di daerah irigasi Sumatera Selatan.***

Rekomendasi