

inNalar.com – Kementerian ESDM kini mencatat kinerja gemilang di sektor minyak dan gas berkat melesatnya penerimaan dalam bentuk PNBP sebesar Rp117 triliun.
Seiring arah peluang migas yang kian positif, proyek pipa transmisi gas yang dirancang memanfaatkan ruas Jalan Tol Cirebon – Semarang ini akhirnya dibangunkan kembali usai terlelap selama 17 tahun.
Proyek tersebut sebenarnya telah digagas sejak tahun 2006, tetapi mangkrak belasan tahun disebabkan kendala pasokan gas yang dahulu masih lesu.
Dengan adanya temuan raksasa cadangan migas di Geng North – 1 dan Blok Andaman, agaknya kini pipanisasi tersebut menjadi tidak beralasan lagi untuk dibiarkan jadi proyek mubazir.
Sebagai selingan informasi, Perusahaan migas Italia Eni berhasil menemukan cadangan gas baru di Geng North – 1.
Potensi simpanan cadangan gas di sumur baru tersebut diestimasi menyimpan 5 triliun kaki kubik (Tcf) beserta kandungan kondensat mencapai 400 juta barrel (Mbbls).
Sementara temuan besar selanjutnya berada di Blok South Andaman yang diestimasikan cadangan gas buminya mencapai 6 triliun kaki kubik (Tcf).
Ditambah lagi, iklim investasi sektor migas sepanjang 2023 semakin membaik dan diperkirakan akan terus mengarah pada tren positif.
Keyakinan tersebut didasari dengan adanya pencapaian investasi sektor migas yang berhasil tembus US$15,6 miliar, mengungguli lini minerba, EBTKE, dan listrik.
Banyaknya investasi masuk, guyuran penerimaan negara dalam bentuk PNBP khusus dari lini minyak dan gas pun melesat hingga Rp117 triliun.
Sejak pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19, proyek pipa transmisi gas Cirebon – Semarang ini pun kembali digaungkan.
Hingga akhirnya groundbreaking Proyek CISEM ini akhirnya digelar pada tahun 2020 dan memakan biaya investasi hingga Rp1,13 triliun.
Adapun konstruksi proyek ini mulai masif direalisasikan oleh PT Rekayasa Industri (Rekind) pada tahun 2022 hingga mampu membentangkan pipa sepanjang 60 kilometer.
Proyek ini pun akhirnya happy ending dengan status proyek tahap I selesai pada tahun 2023 alias “Ready for Gas In”, begitu yang diistilahkan oleh Kementerian ESDM.
Perlu diketahui, rute pipa transmisi gas tahap I dirancang membentang pada ruas Semarang – Batang.
Sementara pembangunan Proyek CISEM tahap II dilanjutkan kembali sepanjang 260 kilometer dengan ruas Batang – Kandang Haur Timur.
Keberhasilan pembangunan tahap I ini memberikan pasokan gas yang aman bagi penduduk rumah tangga di sepanjang rute ruas pipanya.
Selain itu, kawasan industri di Jawa Tengah yang semakin menggeliat ekonominya dari tahun ke tahun ini pun juga turut memantikkan produktivitasnya.
Adapun biaya kelanjutan proyek pipanisasi Cirebon – Semarang tahap II akan memakan anggaran hingga Rp3,3 triliun.
Jauh lebih fantastis ongkos pengerjaannya, mengingat ruas panjang pipa gas akan lebih panjang 4 kali lipat dari pengerjaan CISEM tahap I.
Diharapkan dengan adanya infrastruktur pipa transmisi gas ini mampu menguatkan ketahanan energi nasional serta meratakan aksesnya dari kota besar hingga kota yang pelosok.***