

inNalar.com – Kementerian Pertahanan Malaysia dilaporkan segera memborong sistem roket artileri mobilitas tinggi M142 (HIMARS).
Pihak Malaysia sendiri sudah menyiapkan anggaran senilai RM 7,3 Miliar atau setara 1,5 miliar dolar AS. Hal ini jelas membuat Indonesia harus waspada.
HIMARS pernah digunakan Ukraina untuk menembus pertahanan Rusia dan menghentikan invasi prajurit Vladimir Putin di wilayah Donbas.
Baca Juga: Berusia 119 Tahun, Sekolah di Amerika Serikat Ini Jadi Idaman Para Pelaku Seni di Dunia, Bisa Tebak?
Sistem roket ini memberikan banyak kelincahan dan memiliki kemampuan manuver di medan perang.
Diketahui, HIMARS bisa bergerak secara bersamaan meluncurkna beberapa rudal berpemandu presisi.
Setiap unit senjata ini dapat membawa enam roket berpemadu GPS, dan dapat diisi ulang dalam kurun waktu satu menit.
Jangkauan sistem peluncur roket berteknologi tinggi tersebut sekitar 80 km atau hamper dua kali lipat jangkauan howitzer M777.
Pemerintah Malaysia sendiri berniat membeli sebanyak 36 unit HIMARS dan ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Beberapa analis mengatakan HIMARS dapat menjadi petaka jika digunakan pada wilayah Asia.
Baca Juga: Malaysia Sampai Sujud Minta Proyek Jembatan Penghubung ke Indonesia, Pemerintah Pilih Cuek!
Pasalnya, pertahanan roket negara-negara asia termasuk Indonesia belum sangat mumpuni.
Belajar pada kasus Rusia, di mana pertahanannya yang sangat kuat masih bisa ketar-ketir saat dibombardir dengan senjata HIMARS.
Untuk menilik kehebatan HIMARS, calon senjata baru Malaysia, yuk simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Berada di 3 Lokasi, Biaya SPP SMA Internasional di Qatar Ini Capai Rp329 Juta, Fasilitasnya…
HIMARS merupakan peluncur roket ringan multiplr yang dipasang pada rangka truk M1140.
Di mana terdapat enam roket dengan satu peluncur yang dapat melesat sejauh 70 kilometer.
Sistem tersebut dikembangkan untuk angkatan darat AS pada tahun 1990-an.
Baca Juga: Tampung 502 Siswa, SMA Taruna Nala Jawa Timur di Malang Ini Miliki Kurikulum Khusus
HIMARS dilengkapi dengan kendaraan truk taktis medium berbobot lima ton buatan BAE Systems Mobility.
Salah satu kelebihan HIMARS adalah karena sistem ini dirancang dapat memobilisasi menggunakan pesawat C-130 hercules.
Peluncur roket tersebut telah digunakan AS di sejumlah medan perang seperti di Afghanistan, Suriah dan Irak.
Selain Amerika, sejumlah Negara seperti Arab dan Yordania juga menggunakan alutsista tersebut untuk pertahanannya.
Di lain sisi, Rusia sempat mengklaim telah menemukan titik lemah senjata tersebut.
Pada Oktober 2023 lalu, pertahanan Rusia sukses menembank jatuh 5 roket HIMARS, sekaligus merebut senjata tersebut dari pihak Ukraina.
Sistem M142 HIMARS adalah versi roda mount yang dimodernisasi, lebih ringan dan gesit.
Pada jarak sekitar 80 km, biasanya sistem peluncur roket ini akan diletakkan.
Lantas bagaimana kesiapan Indonesia dalam merespon pembelian senjata Malaysia ini, menarik untuk ditunggu!