

inNalar.com – Banyak para pengunjung dari luar daerah yang merasakan betah dengan keindahan alam yang disuguhkan di Kampung Naga yang berada di Tasikmalaya.
Bangunan rumah di Kampung Naga masih menggunakan anyaman dari bambu dan juga papan kayu untuk dijadikan sebagai banagunan rumah para penduduk.
Kampung Naga masih terbilang tradisional dan jauh dari kata peradaban modern seperti di desa-desa lainnya.
Bahkan lantai bangunan perumahan Kampung Naga di Tasikmalaya menggunakan papan kayu.
Para penduduk di Kampung Naga masih menggunakan alat masak tradisional yang berupa kayu bakar dan sangat tradisional seperti zaman dulu.
Kelestarian yang terjaga bahkan para penduduk Kampung Naga masih menggunakan peralatan tradisional dan juga cara memasak yang tradisional.
Baca Juga: Termegah dan Terbaik se-Jawa Barat, 5 Stadion di Jabar Ini Pernah Masuk Nominasi Kelas Dunia
Penerangan Kampung Naga masih menggunakan lampu cempor dan uniknya lagi di Kampung Naga Tasikmalaya tidak ada internet bahkan TV juga tidak ada di Kampung Naga.
Untuk mengumpulkan penduduk Kampung Naga masih menggunakan alat tradisional yaitu kentongan, bahkan ketika magrib kentongan juga di bunyikan.
Untuk membuat kentongan yang berfungsi mengumpulkan penduduk Kampung Naga menggunakan kayu nangka.
Baca Juga: Satu-satunya di Jawa Timur, Begini Pesona Alun-alun Batu yang Punya Bianglala Senilai Rp 4 Triliun
Para penduduk Kampung Naga menggunakan sumber mata air dari pegunungan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, air akan mengalir dengan sangat deras.
Batu-batu untuk membuat jalan perlintasan dan juga dinding di Kampung Naga menggunakan batu kali.
Batu kali di tata dengan sangat rapi sehingga kokoh untuk pijakan, bahan-batu yang tertata rapi tersebut tidak menggunakan perekat semen atau pasir.
Hanya menggunakan batu akli yang ditata yang rapi dan juga cantik, batu-batu yang ditata dengan rapi dan juga kokoh serta memiliki tinggi sampai bagunan rumah berfungsi aagar tanah yang berada di atas pemukiman warga tidak ambruk ke bawah.
Untuk mencampur makanan dan menghaluskan makanan penduduk Kampung Naga masih menggunakan lumbung untuk, mencampur, menghaluskan makanan.
Paguyuban di Kampung Naga sangat luar biasa, gotong royong jika ada acara selamatan dan juga acara besar para warga makna saling membantu memasak dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.***