

inNalar.com – Jawa Timur, provinsi yang penuh keindahan alam, juga menghadapi tantangan keamanan yang serius.
Data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa laporan kasus kriminalitas di Jawa Timur yang terus meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan adanya permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius.
Pada tahun 2020, terdapat 24.189 pengaduan pidana di provinsi tersebut.
Namun jumlah ini akan meningkat secara signifikan pada tahun 2022, mencapai 24.844 laporan tunggakan.
Hal ini merupakan indikator yang mengkhawatirkan bahwa kejahatan menjadi masalah serius di Jawa Timur.
Jika dicermati, beberapa wilayah di Jawa Timur mengalami peningkatan kasus kriminalitas yang signifikan.
Faktanya, keempat wilayah ini melaporkan lebih dari 2.000 kejahatan.
Berikut wilayah yang perlu mendapat perhatian akibat tingginya angka kriminalitas di Jawa Timur:
1. Kota Surabaya
Sebagai ibu kota Jawa Timur, sayangnya Surabaya menduduki puncak daftar daerah dengan jumlah kasus kriminalitas tertinggi.
Pada tahun 2022, terdapat 8.759 kasus kejahatan yang dilaporkan di Kota Surabaya.
Angka tersebut menunjukkan bahwa keamanan merupakan isu besar yang perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintah dan masyarakat Surabaya.
2. Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo bisa jadi mengejutkan karena menduduki peringkat kedua sebagai daerah dengan jumlah kasus kriminalitas tertinggi di Jawa Timur.
Data BPS mencatat 3.344 laporan kejahatan di Kabupaten Sidoarjo.
Hal ini menunjukkan perlunya tindakan yang lebih tegas untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kawasan.
3. Jember
Kabupaten Jember menempati urutan ketiga dalam daftar daerah dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Jawa Timur.
Pada tahun yang sama, terdapat 2.773 kasus kriminalitas yang dilaporkan di Kabupaten Jember.
Hal ini menunjukkan bahwa kejahatan menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah dan masyarakat Jember.
4. Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi menduduki peringkat keempat dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Jawa Timur.
Pada tahun 2022, tercatat 2.545 laporan kejahatan di wilayah tersebut.
Hal ini menunjukkan upaya pemberantasan kriminalitas perlu diperkuat di lingkungan Bupati Banyuwangi.***