VIRAL Wajah Jokowi Penuh Bercak Putih Diduga Kena Penyakit Langka, dr Tifa: Itu Autoimun Agresif


inNalar.com
– Sebuah foto Joko Widodo mendadak viral di media sosial. Terlihat wajah Jokowi tampak dipenuhi bercak putih mencolok yang menimbulkan berbagai spekulasi publik.

Banyak yang mengaitkannya dengan kondisi medis tertentu, bahkan muncul dugaan bahwa Jokowi tengah menderita penyakit kulit langka.

Hal itu bermula dari foto dan cuplikan video yang diunggah oleh akun X (dulu Twitter) bernama @Paltiwest pada 21 Juni 2025.

Baca Juga: Rusia Jadi Mitra Baru Pemerintah dalam Pemerataan Jaringan 5G di Indonesia

Jokowi tampak mengenakan kemeja warna putih dan sedang menemui kerumunan warga di depan rumahnya.

Anehnya, tampak jelas bahwa wajah Jokowi dipenuhi bercak kulit seolah tengah mengidap penyakit serius. Meski begitu, pihak keluarga tidak memberikan keterangan resmi terkait kabar yang beredar.

Di lain sisi, dr Tifauzia Tyassuma alias dr Tifa menyoroti unggahan viral tersebut melalui akun X pribadinya.

Baca Juga: Cek bsu.kemnaker.go.id untuk Pencairan BSU 2025 Rp600.000, Pastikan 3 Hal Ini Terpenuhi

Menurut Tifa, Jokowi sedang mengalami penyakit serius dan harus segera mendapat perawatan medis yang tepat.

Kondisi tersebut bukanlah alergi kulit biasa, melainkan gejala serius dari penyakit autoimun agresif yang bisa berkembang sangat cepat dan mematikan dalam waktu singkat.

“Kalau melihat dari tanda dan gejala yang sama-sama kita lihat, praktis sejak April 2025 hingga sekarang, dan saya asesmen sebagai Penyakit Autoimun Agresif, maka dugaan saya alat itu adalah CAPD,” tulis dr. Tifa, seperti dikutip inNalar.com padda Minggu 22 Juni 2025.

dr Tifa menegaskan bahwa penilaian ini merupakan assessment medis independen sebagai seorang dokter, bukan tuduhan sembrono, dan diutarakan atas dasar tanggung jawab moral serta menjawab pertanyaan yang banyak diajukan publik.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif yang diduga dialami Jokowi memiliki karakteristik sangat berbahaya, dengan progresivitas tinggi menuju fase terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan.

Gejalanya bukan hanya terbatas pada bercak kulit, tetapi juga termasuk rasa gatal ekstrem, perubahan tekstur kulit yang signifikan, pengecilan otot (sarkopenia), penurunan berat badan drastis, serta kerusakan cepat pada organ vital seperti ginjal dan sistem imun.

Dalam konteks ini, ia menyebut kemungkinan penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV–V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), atau Scleroderma Renal Crisis, yang secara klinis dikenal sebagai penyakit yang dapat menghancurkan jaringan ginjal hanya dalam hitungan minggu.

Menurut dr Tifa, jika benar Jokowi tengah berada dalam fase penyakit autoimun agresif, maka penanganan medis yang dibutuhkan tidak bisa dilakukan secara ringan atau setengah-setengah.

CAPD, metode peritoneal dialysis, bisa jadi digunakan sebagai upaya mempertahankan fungsi ginjal sementara, namun hal ini sekaligus menjadi indikator bahwa kondisi ginjal pasien sudah dalam tahap kegagalan berat.

“Sekali lagi, ini sakit berat. Berat sekali,” tegasnya