Viral, Kampung Kasih Sayang di Sumatera Utara! 1.500 Jiwa Hidup Terjamin, Tak Perlu Pikirkan Biaya Makan dan Sekolah

inNalar.com – Sebuah desa unik yang diberi nama Kampung Mafta berdiri di Buluh Telang, Padang Tualang, Kabupaten Langkat sejak tahun 2012. Desa di Sumatera Utara ini mendapat julukan Kasih Sayang.

Kampung Kasih Sayang dihuni 1500-1600 jiwa yang berasal dari berbagai suku, mulai dari Suku Padang, Batak, Jawa, dll. Menjadi hal unik bagi penduduk luas, masyarakat di desa ini sangat bahagia dan tidak memiliki beban.

Bagaimana tidak? Mereka sehari-hari mengisi waktunya dengan bekerja, beribadah, dan bersekolah saja. Tidak memikirkan biaya sekolah anak, makan sehari-hari dan permasalahan lain yang biasa dihadapi rumah tangga pada umumnya.

Baca Juga: Dikeluarkan Tahun 1951, Ternyata Uang Koin Ini Jadi yang Pertama Diterbitkan di Indonesia

Sesuai dengan namanya, masyarakat di sini hidup dengan penuh kerukunan, saling gotong royong memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa ada rasa iri satu sama lain.

Sistem yang mereka terapkan di desa yang terletak di Sumatera Utara ini adalah pengelolaan hasil kerja yang diserahkan sepenuhnya ke Baitul Mal.

Mereka memiliki “Tuan Imam” yang menjadi pemimpin dari kampung ini.

Baca Juga: Mata Uang Indonesia Dulu Dirham? Ternyata 7 Uang Kuno Selain Rupiah Ini Pernah Digunakan RI Lho

Jadi para warga dibagi untuk bekerja di berbagai sektor mulai dari peternakan, pertanian, perdagangan,tambak ikan, ternak kelinci, pabrik tahu, kesehatan, dll. Hasil kerja mereka diserahkan ke Baitul Mal.

Baitul Mal inilah yang akan mengelola keuangan warga untuk biaya sehari-hari, mulai dari kebutuhan air, listrik, makan, pendidikan. Berbagai fasilitas masyarakat yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh warga Desa Mafta, Sumatera Utara.

Untuk ibu-ibu di sana memiliki tugas untuk menyiapkan makanan di dapur umum. Seluruh ibu-ibu dibagi menjadi 3 shift, pagi, siang, dan sore. Setelah makan siap akan dibagikan secara gratis ke warga.

Baca Juga: Bukan Kota Bandung, Setelah Kenaikan UMR 6,5 Persen di 2025, UMK Terbesar di Jawa Barat Adalah…

Sayur dan bahan olahan yang mereka masak juga hasil pertanian yang dikelola masyarakat yang ada di perbatasan antara Sumatera Utara dan Aceh ini.

Tidak hanya sekolah dan bekerja, Agama juga berperan kuat di Desa Maftah. Penduduk di Kampung Kasih Sayang mayoritas agama islam yang sangat menekankan persatuan.

Mereka mengadakan hari raya ketupat setelah hari raya idul fitri dengan mengadakan dzikir dan doa dilanjutkan dengan saling bersalaman. Semua warga murah senyum, merasa gembira dan tidak ada beban.

Baca Juga: Gaji Tertinggi Rp75 Juta, Begini Kehidupan Elit Pekerja Perusahaan Tambang Emas di Sumbawa, NTB

Melansir dari Youtube Abah Safwan Channel, Khaliq sebagai humas Kampung Maftah menyampaikan sedikit sejarah adanya desa ini.

Desa di Sumatera Utara ini memang sangat mengedepankan harmonisasi dna gotong royong.

Ibaratnya, kalau kita mau angkat balok sendiri pasti lebih berat, 2 orang lebih ringan 3 orang lebih ringan apalagi gotong royong dan berjamaah,” tuturnya dalam wawancara tersebut.

Baca Juga: Luar Biasa, 5 Koin Kuno Bernilai Fantastis Ini Jadi Incaran Kolektor, Apakah Kamu Punya?

Tuan Imam di sini sangatlah disegani dan mengedepankan dalam hal pendidikan. Tidak heran, dulu pemimpin Kampung Kasih Sayang ini hanya mendirikan sekolah dengan level SD.

Saat ini sudah meningkat hingga level ‘Aliyah. Bahkan terdapat rencana untuk membangun perguruan tinggi.

Dibalik keunikannya, banyak orang-orang di luar sana yang menganggap bahwa Kampung Kasih Sayang di Sumatera Utara ini diisi oleh orang yang putus asa, banyak juga yang beranggapan bahwa rga menerima ajaran yang salah.

Kahlig pun menepis hal tersebut karena mereka tetap membuka seluruh akses informasi dari luar jadi pemahaman masyarakat juga berkembang.*** (Aliya Farras Prastina)