
Betapapun mengejutkan, video Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari PDIP, viral di media sosial. Dalam video itu, ia mengaku akan menghabiskan uang negara untuk berfoya-foya, sambil mengendarai mobil bersama seorang wanita. Kondisi Wahyudin terlihat di bawah pengaruh alkohol, sementara wanita tersebut diduga bukan istri sahnya.
Dalam video yang direkam oleh wanita di kursi penumpang depan, Wahyudin tampak santai meski sedang mabuk. Ia menyebut bahwa perjalanan mereka menuju Makassar menggunakan uang negara.
Wanita dalam video berinisial FT dan bukan istri sah Wahyudin, Megawati Nusi. Diduga FT yang menyebarkan video tersebut dan menuntut dinikahi oleh Wahyudin.
Kondisi mabuk Wahyudin diperkuat oleh keterangan Ketua Badan Kehormatan DPRD Gorontalo, Fikram Salilama.
“Kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok saja uang negara ini. Kita habiskan aja, biar negara ini makin miskin. Membawa hugel (selingkuhan) ke Makassar membawa uang negara.” – Wahyudin Moridu.
Wahyudin akhirnya meminta maaf kepada masyarakat Gorontalo atas tindakannya. Ia mengakui bahwa perilaku tersebut tidak mencerminkan seorang pejabat publik.
Menurut Fikram Salilama, video tersebut direkam pada bulan Juni, saat Wahyudin dalam kondisi mabuk.
“Sejak malam sampai besok pagi ke bandara (Djalaluddin Gorontalo), masih kondisi tidak sadar, artinya dalam keadaan mabuk.” – Fikram.
FT yang berada dalam video bukanlah istri sah Wahyudin, Melawati Nusi. Wahyudin mengakui bahwa FT yang menyebarkan video dan diduga menuntut dinikahi.
“Penjelasan yang bersangkutan (Wahyudin), perempuan (FT) tersebut minta dinikahi.” – Fikram.
“Dia ngotot minta dinikahi, pada prinsipnya mereka ada hubungan. Saya tidak tahu, apakah itu hugel (selingkuhan) atau istri sirinya.” – Fikram.
Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, mengonfirmasi bahwa proses pemecatan Wahyudin sedang berlangsung.
“Ditunggu saja (surat pemecatan), sekarang lagi dalam proses.” – Djarot, Sabtu (20/9/2025).
Menurut Djarot, tindakan Wahyudin merupakan pelanggaran berat terhadap disiplin partai, disiplin ideologi, dan disiplin etika.
“Bentuk pelanggaran berat terhadap disiplin partai, disiplin ideologi, dan disiplin etika.” – Djarot.
Pemecatan tersebut mengacu pada surat rekomendasi dari DPD PDIP Gorontalo, lengkap dengan bukti-bukti yang cukup.
“Menurut saya, itu sudah masuk pelanggaran berat. Lagi diproses pemecatan pada yang bersangkutan, itu juga sesuai dengan surat laporan dan rekomendasi dari DPD PDI Perjuangan Gorontalo disertai dengan bukti-bukti yang cukup.” – Djarot.
“Setiap pelanggaran harus diberikan sanksi, dan sanksi disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran tersebut.” – Djarot.
Ketua Badan Kehormatan DPRD Gorontalo, Fikram Salilama, menegaskan bahwa ucapan Wahyudin dalam video sangat serius dan bisa berpotensi sanksi dari DPRD.
“Ada potensi (pemecatan), yang jelas apa yang diucapkan dalam video tersebut sangat berat karena sudah menyebut negara kita miskinkan negara.” – Fikram.