

inNalar.com – Ustadz Adi Hidayat atau yang akrab disapa dengan singkatannya yaitu UAH, mengungkapkan keistimewaan bulan Sya’ban.
Ketika Rajab berakhir dan sebelum Ramadhan 2022 menjelang, maka ada satu bulan bernama Sya’ban yang posisinya di antara keduanya.
Rasulullah SAW memberikan isyarat kepada umat Islam, agar mencari bekal sebelum bulan penuh berkah dan ampunan datang.
Baca Juga: Al Quran Surah Al Muddassir Ayat 1 Sampai 10 Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Bekal inilah yang akan memberikan pengaruh agar semangat dan kuat dalam menjalani amalan di bulan Ramadhan 2022.
Orang-orang dahulu ketika masuk di bulan penuh berkah dan ampunan, beraktivitas dan ibadah dengan semangat walaupun jahiliyah.
Dikutip inNalar.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official pada 23 Maret 2021 UAH menanyakan kondisi umat saat ini.
Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini di Bantul dan Sekitarnya, Selasa 1 Maret 2022 atau 28 Rajab 1443 Hijriah
“Kenapa kita yang sudah lewat dari masa jahiliyah menjadi lemah, banyak tidur, lemas, jarang beraktivitas?,” tanya UAH.
Hal itu salah satu sebabnya yaitu karena tidak adanya persiapan sejak di bulan Sya’ban, tak ada gairahnya ketika Ramadhan.
Sebuah riwayat dari sahabat Usamah bin Zaid, Rasulullah SAW ketika masuk bulan Sya’ban punya kebiasaan meningkatkan amalan.
Baca Juga: Jadi Sasaran Ghibah? Ini yang Harus Dilakukan agar Dapat Pahala Menurut Ustadz Adi Hidayat
Nabi Muhammad SAW juga memberikan contoh langsung kepada umatnya, salah satunya yang spesifik dikerjakan yaitu puasa.
Peningkatan puasa Rasulullah SAW di bulan Sya’ban dari sebelumnya Rajab sampai membuat sahabat bertanya-tanya, mengapa demikian?.
Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa sebenarnya Sya’ban memiliki keistimewaan sendiri sebagaimana Rajab juga begitu.
Baca Juga: Jadwal Sholat Hari Ini di Tangerang dan Sekitarnya, Selasa 1 Maret 2022 atau 28 Rajab 1443 Hijriah
Ramadhan 2022 lebih istimewa lagi di atas keduanya, Sya’ban spesialnya karena disebutkan juga waktu dilaporkannya amalan kepada Allah SWT.
“Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan, tidak dilaporkan Allah SWT sudah tahu, tapi ini ingin menunjukkan satu keistimewaan,” jelas UAH.
Pada saat seperti ini Rasulullah SAW memberikan bimbingan bagi umatnya, yaitu dirinya lebih suka jika amalnya dilaporkan dalam kondisi berpuasa.
Pada saat seseorang berpuasa, maka akan menjaga dua hal yaitu amal sholeh untuk dikerjakan dan yang salah ditinggalkan.***