Ustadz Adi Hidayat Bahas Soal Kepercayaan Kehidupan Pasca Kematian


inNalar.com – 
Setelah wafat seorang muslim mempercai adanya kehidupan di akhirat. Ketika seorang muslim tidak mempercayai adanya kehidupan pasca kematian maka seseorang tersebut akan mendedikasin hidupnya hanya di dunia saja.

Hal tersebut akan membuat seseorang memanfaatkan semua kegiatan dunia seperti yang mereka inginkan. Jika seorang meyakini adanya kehidupan di akhirat maka akan memiliki persiapan, jika seorang muslim tidak meyakini adanya kehidupan pasca meningga maka seseorang tersebut tidak memiliki bekal dan persiapan.

Karena pada dasarnya seorang muslim sadar akan adanya kehidupan pasca kematian, seperti contoh; jika kita kita ingin pergi kemakkah maka mata uang yang dipakai akan berbeda dengan Indonesia, di Malaysia ketika kita ingin membeli makanan kita tidak bisa menggunakan mata uang Rupiah.

Baca Juga: Cara Terhindar dari Toxic Productivity yang Harus Dipahami

Berarti terdapat hukumny sendiri dan aturannya sendiri, dialam yang sama cuma beda tempat beda aturan. Maka ketika pindah alam tidak logis jika aturan di dunia dan di akhirat sama pasti beda.

Karena itu saat pindah alam yang dibawapun dunia akan ditinggalkan tidak ada yang dibawa, jadi semua hukum-hukum yang ada di dunia termasuk di dalamnya dan bekal-bekal dunia tidak akan dibawa, harta yang di dapatkan di dunia tidak akan dibawa ke akahirat. 

Pindah tempat maka pindah juga hukumnya, beda aktifitas beda perbekalan. Ketika seorang muslim yang mempercayai adanya bangkitnya dari alam kubur akan mengetahui kehidupan selanjutnya ketika berada di akhirat.

Baca Juga: Sudah Lama Berkeinginan Punya Toko, dr Richard Lee Buka Pabrik Skincare, Kualitas Produk Dijamin Aman?

Maka turunlah ketentuan-ketuan sebelum seorang muslim masuk kedalam liang lahat untuk mendapatkan perbekalan ketika berada diakhirat. Seseorang yang mempercayai adanya kehidupan pasca kematian pasti orang tersebut membawa bekal.

Bagi seseorang yang tidak percaya akan adanya kehidupan pasca kematian maka mereka akan melihat neraka. Karena orang tersebut tidak memiliki bekal dan juga amal karena ketika di dunia orang tersebut tidak mau mencari pahala.

Ketika di dunia seorang muslim diwajibkan mencari pahala sebanyak-banyaknya tanpa pamrih. Karena orang tersebut sudah mencari amal dan ibadah untuk bekal kehidupan di akhirat serta melihat keindahan surga.

Baca Juga: Singapore Open 2023: Sempat Tertinggal di Set Pertama, Pramudya/Yeremia Berhasil Melangkah ke Babak 16 Besar

Dari pada capek dan bingung mencari dan menduga-duga seorang muslim harus mempercayai apa yang telah Allah sampaikan untuk umatnya.

Indahnya dalam Islam terintegrasi dengan kegiatan dunia dalam bentuk amal sholeh dengan cara sholat yang setiap hari dikerjakan, sholat memiliki manfaat untuk dunia yaitu menjadikan seorang muslim lebih baik. 

Manfaat sholat untuk kematian yaitu ketika sholat pasti ada yang namanya Tumaknina (Melatih Ketenangan). Tumaknina untuk melatih jiwa agar tenang, jiwa yang dilatih tenang maka akan punya sifat jiwa yang tenang.

Latihan sholat yang tumaknina rukuk, tumaknina dalam sujud membentuk nafas mutmainna, manfaat nafas tumaknina untuk melahirkan ketenangan dalam jiwa. Bagaimana nafsu mutmainna muncul dengan cara tumaknina yaitu waktu ibadah, jaadi ketika sholat diberikan ketenangan untuk cara pulang, ketika dalam kubur mendapatkan kebaikan.

Orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada Allah, padahal hal tersebut termasuk normal. Ketika dialam kubur akan mendaptakan yang lebih megah dan juga nikmat yang berlimpah.

Perjuangan yang baik karena Allah seperti belajar harus dilakukan karena Allah. Dalam islam belajar apapun yang dipelajari tujuan akhirnya adalah mengenal Allah. Ketika di dunia dikenal dengan kepintarannya tapi tidak menggenal Allah tidak akan disebut pintar dalam Al-Qur’an. (Faizzatun Nazira)

Rekomendasi