

inNalar.com – Tol Jogja-Bawen adalah jalan tol unik, karena dibangun ‘melayang’. Namun di balik keunikannya, tetap saja ada lika-liku proses pembangunannya.
Salah satu contohnya adalah desa terdampak ini, tepatnya di satu desa yang ada di wilayah Sleman, Jogja.
Berhubung jalan tol tidak menyentuh tanah, tentunya terdapat beberapa pembangunan tiang pancang di beberapa lokasi.
Pembangunan tiang pancang jalan tol ini salah satunya berlokasi di desa pelosok Jogja ini.
Rupanya tiang pancang jalan tol ini titiknya berdekatan dengan mulut selokan mataram dekat desa pelosok Jogja ini.
Aktivitas tersebut menyebabkan tanggul selokan sempat jebol dan membanjiri sebagian wilayah kampung tersebut.
Setidaknya kolam ternak milik warga dan sejumlah kena imbas dari jebolnya tanggul selokan.
Kejadian tersebut sempat terjadi pada Oktober 2023 dan dibenarkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman melalui laman resminya.
Diterangkan pula bahwa warga desa terdampak pengerjaan Proyek Jalan Tol Jogja-Bawen ini berada di Padukuhan Kadipiro.
“Akibat tanggul jebol berdampak pada kolam perikanan dan rumah beberapa warga kadipiro terjadi banjir,”dikutip inNalar.com dari Portal Pemerintah Kabupaten Sleman, Jogja.
Kendati demikian, kerugian yang dialami oleh warga setempat ditanggung oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Sebagaimana diketahui, PT Adhi Karya memegang proses pembangunan Jalan Tol Jogja – Bawen.
Baca Juga: Lee Yoo Young Ungkap Karakter yang Diperankannya di Drama Bertajuk ‘Dare To Love Me’
Lintasan tol yang tengah dibangun memang banyak melintasi wilayah Sleman, Yogyakarta.
Adapun panjang bentang jalan tol di area Jogja sendiri memanjang hingga 8,77 kilometer.
Proses pengerjaannya diproyeksikan akan memakan waktu hingga dua tahun, terhitung sejak dimulainya konstruksi.
Sebagai informasi, groundbreaking proyek jalan tol di wilayah Sleman ini telah dilakukan pada 30 Maret 2022.
PT Adhi Karya sendiri ditugaskan untuk membangun jalan utama, jembatan sungai, hingga simpang susun.
Tanpa terkecuali pula pembangunan underpass dan overpass turut dibangun pada lintasan Jalan Tol Jogja-Bawen ini.
Pembangunan yang begitu masif ini tentunya tidak terlepas dari beberapa dampak dalam proses pengerjaannya.
Masih di wilayah yang sama, sempat ada keluhan pula dari warga desa terdampak setempat.
Diinformasikan bahwa ratusan sumur warga disebut mengalami kekeringan atau resesi air bersih.
Lebih rincinya, sedikitnya terdapat 125 keluarga yang terdampak oleh imbas sumur kering ini.
Dari sudut pandang warga desa terdampak, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya konstruksi jalan tol.
Namun dari pihak kontraktor pelaksana, kekeringan terjadi sebab alamiah dari faktor cuaca.
Demikian sekelumit dinamika pembangunan tol di Jogja yang tidak urung lepas dari lika-liku pembangunannya.
Pada satu sisi warga desa terdampak mengalami imbas dari adanya pengerjaan proyek dan telah menjadi kewajiban pelaksana untuk bertanggung jawab menanganinya.
Namun diharapkan dengan adanya lintasan Tol Jogja-Bawen, ekonomi masyarakat sekitar akan semakin tumbuh seiring dengan kemajuan dan kemudahan akses transportasi di wilayahnya.***