

inNalar.com – Ada sebuah perusahaan raksasa yang telah memiliki pamor di kalangan pengusaha pertambangan nikel di pelosok Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Perusahaan ini seketika mendapatkan sorotan publik lantaran bergerak cepat mengambil langkah akuisisi dua perusahaan tambang nikel sekaligus.
Kedua perusahaan yang diakuisisi pemain utama nikel di Indonesia ini meliputi PT Gane Tambang Sentosa dan PT Gane Permai Sentosa.
Emiten yang menspesialisasikan dirinya di wilayah Maluku Utara ini rela kucurkan dana Rp7,9 miliar untuk mengambil langkah ekspansif.
Baca Juga: 2024 OTW Langsung Jadi PPPK, Honorer 2 Kategori Ini Bisa Langsung Diangkat Tanpa Syarat Berat
Langkah akuisisi kedua perusahaan tambang nikel tersebut memberikan gambaran kepada pemain utama seberapa besar penyimpanan cadangan bijih nikel di masa depan.
Rupanya diperkirakan emiten utama ini bakal memiliki cadangan bijih nikel sebesar 302 juta wet metric ton (wmt).
Pasalnya, PT Gane Tambang Sentosa sendiri pada dasarnya masih memiliki konsesi yang belum tersentuh eksplorasinya hingga 2.314 hektare.
Tentu ini menjadi kesempatan paling menarik bagi perusahaan raksasa nikel untuk mengambil alih wilayah eksplorasi nikelnya.
Baca Juga: Menilik Gaji Fantastis Krisdayanti, Anggota DPR dari Kalangan Artis: Sentuh Rp59 Juta
Baca Juga: Populasi Merosot Imbas Perang, Putin Desak Perempuan Rusia Miliki Setidaknya 8 Anak
Lantas, siapakah pemain besar di bidang nikel yang sukses mengakuisisi dua tambang di Halmahera Selatan, Maluku Utara?
Rupanya pihak yang mencaplok dua perusahaan tambang lainnya di Maluku Utara adalah Harita Nickel.
Harita berhasil memantapkan posisinya di PT Gane Tambang Sentosa hingga menguasai 99 persen kepemilikan saham.
Bersamaan dengan itu, emiten raksasa ini juga mengambil alih PT Gane Permai Sentosa dan turut mendominasi kepemilikan sahamnya juga.
Baca Juga: Wow! Gaji PNS Lulusan Magister S2 Tahun Depan Bisa Kantongi Sampai Rp3 Juta, Golongan Berapa?
Diketahui saham Harita Nickel di PT Gane Permai Sentosa sendiri bertambang 29 persen.
Jadi yang tadinya kepemilikan saham hanya sampai 70 persen, tetapi usai akuisisi tambang berubah menjadi 99 persen.
Pihaknya mencoba untuk melakukan penghitungan perkiraan cadangan bijih nikel pada akhir November 2023.
Adapun estimasi simpanan cadangan Harita usai akuisisi dua perusahaan tambang, besaran simpanan cadangan nikelnya bisa sampai 302 juta wet metric ton (wmt).
Baca Juga: CPNS 2024 di Depan Mata, Intip Persyaratan dan Proses Seleksinya, Pelamar Wajib Siapkan Hal Ini
Baca Juga: Viral! Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Baru Terungkap Setelah 3 Hari, Begini Akad Nikahnya
Jumlah perkiraan itu juga merupakan gambaran dari emiten raksasa yang memiliki empat tambang yang masih memungkinkan untuk dieksplorasi.
Keempat site tambang yang masih memungkinkan untuk menaikkan cadangan nikel ini antara lain sebagai berikut.
Mulai dari Obi Anugerah Mineral, kemudian ada pula PT Jikodolong Mega Pertiwi, selain itu juga ada PT Karya Tambang Sentosa, dan PT Gane Tambang Sentosa.
Ditambah lagi IUP Harita Nickel sendiri luasnya mencapai 9.000 hektare, sehingga potensi simpanan cadangan bijih nikel kemungkinan dapat melesat usai akuisisi ini.
Baca Juga: Menilik Gaji Fantastis Krisdayanti, Anggota DPR dari Kalangan Artis: Sentuh Rp59 Juta
Kesempatan emas ini rupanya ditangkap oleh pemain besar di bidang minerba yang satu ini.
Pasalnya sebagaimana melansir dari Instagram @harita.nickel, dijelaskan bahwa manisnya bisnis nikel bukan hanya soal simpanan cadangannya saja.
Adapun seiring dengan semakin besarnya jumlah cadangan, maka semakin besar pula nilai ekspor nikel Indonesia.
Bahkan sejak tahun 2017 sampai dengan 2023 nilai ekspor nikel Indonesia telah meningkat sebesar 745 persen.
Baca Juga: Update Skuad Indonesia di Malaysia Open 2024: Penuh Kejutan, Kevin-Marcus Balikan?
Apabila di tahun 2017 nilainya sebesar USD 4 miliar, tahun 2023 nilainya melesat di angka USD 34 miliar.
Ditambah lagi dengan adanya realita bahwa cadangan nikel terbesar di dunia tersimpan di Indonesia.
Diperkirakan jumlah cadangan nikel di wilayah Indonesia totalnya mencapai 4,5 miliar ton.
Itulah mengapa pemerintah kini memilih tutup keran ekspor bijih nikel dan lebih memilih untuk melakukan hilirisasi industri.
Baca Juga: Hidup Satpam Makin Makmur, Sri Mulyani Beri Gaji Per Bulan Melebihi UMK Kota Tegal, Berapa?
Adapun Harita Nickel langsung beradaptasi dengan mulai membangun pabrik nikel sulfat pertama yang diklaim memiliki kapasitas produksi terbesar di dunia.***