

inNalar.com – Groundbreaking pabrik pupuk garapan PT Pupuk Kaltim (Persero) Tbk di Kawasan Industri Fakfak telah terlaksana.
Itu berarti Papua Barat sebentar lagi akan memiliki sebuah pabrik penghasil pupuk urea dan amoniak dengan kapasitas jumbo.
Dengan proyeksi panjangnya, pabrik ini menjadi salah satu tumpuan harapan dalam membangun perekonomian Indonesia Timur.
Selain itu juga mampu menjadi salah satu proyek strategis asional yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional.
Peletakan batu pertama proyek yang dilaksanakan pada 23 November 2023 ini disimboliskan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Proyek ini pun mulai dibangun dengan nilai investasi sebesar US$ 1 miliar lebih atau dirupiahkan dengan kurs terkini Rp15.538,20 maka estimasinya mencapai Rp15,53 triliun.
Kebutuhan akan pabrik ini dinilai urgen oleh perusahaan mau pun pemerintah, karena proyeksi permintaan pupuk urea dalam jangka panjang akan terus meningkat.
Apabila diperhitungkan prospeknya setidaknya permintaan terhadap produk ini akan mencapai 6 hingga 7 juta ton urea pada 2030.
Dengan adanya pabrik pupuk baru yang dibangun oleh PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk, diharapkan ketersediaan kebutuhan urea akan terpenuhi.
Adapun kapasitas yang dihasilkan dari produksi urea ini nantinya diperkirakan mencapai 1,15 juta ton per tahun.
Sementara untuk produksi amoniak dari pabrik yang tengah digarap di Papua Barat ini kapasitasnya mencapai 825.000 ton per tahun.
Tidak hanya menyoal sokongan ketahanan pangan dan produksi yang terpenuhi, rupanya Pabrik Pupuk ini bakal menyumbangkan pendapatan negara.
Asupan dana yang masuk ke kantong negara pun tidak sedikit, yakni sebesar Rp20 miliar per tahun.
Selain itu, akan ada pemasukan bagi daerah yang diperhitungkan berkisar Rp15 triliun per tahun.
Belum lagi kontribusi ekonomi yang dilihat melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang potensi sumbangannya mencapai Rp10 triliun.
Kabar gembiranya, berkat adanya pembangunan pabrik ini, diperkirakan total serapan kerjanya mencapai 10.400 orang, baik dalam proses konstruksi mau pun saat operasional pabrik telah berlangsung.
Sebagai informasi tambahan, nantinya pula pasokan gas untuk keberlangsungan pabrik ini akan dipenuhi dari Blok Kasuri garapan Genting Oil Kasuri Pte Ltd.
Kepastian ini dikonfirmasi oleh Kementerian ESDM Arifin Tasrif usai megaproyek ladang gas Asap Kido Merah masuk dalam daftar PSN.
Diharapkan dengan didukungnya kedua proyek strategis yang saling berhubungan satu sama lain dapat menyambung mata rantai perekonomian.
Keintegrasian ekosistem penunjang ketahanan pangan pun akan tercipta berkat adanya Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh pihak pengelola lapangan gas dan pembangun pabrik pupuk di Fakfak.
Dalam hal ini, pihak yang terlibat berarti Genting Oil Kasuri Pte Ltd dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) Tbk.***