Unik! 4 Jam dari Sorong, Warga Desa di Papua Barat Ini berhasil Sulap Kawasan Berduri Jadi Surga Dunia

inNalar.com –  Siapa sangka, warga desa unik di Papua Barat berhasil menyulap daerah tempat tinggalnya, dari semak belukar berduri menjadi industri wisata. 

Tak jauh dari keramaian Papua Barat di Sorong sebagai pusat Ibu Kotanya, Desa Arborek dapat ditempuh dengan perjalanan selama 3 sampai 4 jam saja.  

Untuk lokasinya, destinasi wisata unik nusantara ini berada di Pulau Arborek, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. 

Baca Juga: Prediksi Vietnam vs Filipina di Piala AFF 2024, The Azkals Berpotensi Patahkan Dominasi Golden Stars

Melansir rajaampatgeopark, pada Senin (16/12), Nama Arborek yang terdengar unik ini, diambil dari Bahasa Biak, yang diartikan sebagai “duri”

Hal tersebut karena menurut cerita leluhur, wilayah ini dulunya dipenuhi semak belukar berduri sebelum berubah menjadi tempat tinggal yang layak.  

Seiring berjalannya waktu, daerah di Papua Barat ini bukan hanya dipandang sebagai pemukiman layak, tetapi keindahan alam dan kekuatan budayanya pun ikut disorot. 

Baca Juga: Kolektor Pemula Jangan Sampai Rugi, Begini Cara Mendapatkan dan Menjual Uang Kuno agar Laku Mahal

Tak heran, mantan kawasan berduri ini menjadi incaran program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk dijadikan contoh pariwisata alam yang kayak akan tradisi.  

Melalui SK Bupati No. 104, Desa Arborek atau berduri dikukuhkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 2008, dengan luas 7,2 hektare dan terdiri dari 44 kepala keluarga. 

Sejak itu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah yang dulunya berduri ini terus meningkat, meskipun perjalanan yang harus ditempuh cukup panjang.  

Baca Juga: Prediksi Myanmar vs Laos di Piala AFF 2024: Bisakah Laos Akhiri Kutukan Asia Lions?

Wisatawan biasanya menggunakan kapal ferry menuju Waisai, ibu kota Raja Ampat, lalu melanjutkan perjalanan dengan speedboat selama dua jam. 

Meski akan terasa cukup melelahkan bagi wisatawan yang tidak terbiasa dengan perjalanan panjang, namun akan terbayar dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang disuguhkannya.  

Selain itu, melansir jadesta.kemenparekraf.go.id, pada Senin (16/12), tempat ini masuk Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Selat Dampier, sebagai salah satu pelopor pariwisata keberlanjutan di Raja Ampat. 

Adapun salah satu daya tarik utamanya adalah Pari Manta, spesies ikan pari besar dan langka yang hidup di perairan, serta budidaya dan konservasi terumbu karangnya. 

Selain keindahan alam, Desa Arborek juga menawarkan pengalaman budaya yang unik. Salah satunya adalah hasil kerajinan tangan khas yang terkenal, yaitu Topi Manta. 

Baca Juga: Link Live Streaming Myanmar vs Laos Piala AFF 2024, Mampukah Asia Lions Perbaiki Rekor Kandang?

Kerajinan ini dibuat dari daun pandan laut oleh perempuan pengrajin desa, mencerminkan bentuk Pari Manta sebagai ikon Raja Ampat.  

Di pasaran, produk ini telah menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara sehingga banyak dijadikan sebagai oleh-oleh favorit saat berkunjung ke sana. 

Tidak hanya itu, wisatawan juga dapat menikmati pertunjukan tarian tradisional khas Raja Ampat yang dibawakan oleh anak-anak Desa Arborek, dengan nuansa yang unik. 

Baca Juga: Jangan Kaget! Anda Nggak Bakal Temukan Nasi di Desa Unik Kebumen, Jawa Tengah Ini, Soalnya…

Desa Arborek juga menawarkan pengalaman menyelam untuk melihat hiu karpet atau tasselled wobbegong shark, spesies unik yang sulit ditemukan di tempat lain. 

Bagi wisatawan yang ingin tinggal lebih lama, tersedia sembilan homestay yang semuanya dikelola oleh warga lokal, yang menhadap laut sehingga dapat menikmati sunrise dan sunset dari kamar. 

Selain itu, di sana juga terdapat satu bangunan ikonik, bernama Tugu Pekabaran Injil yang dibangun pada 2017, berdekatan dengan gereja desa. 

Tugu ini menjadi penghormatan terhadap sejarah penyebaran Injil sejak 1942, sekaligus pengingat akan akar budaya dan agama di kawasan tersebut.  

Untuk diketahui, karena dekat dengan perairan dan menjadi kawasan destinasi wisata, mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan atau pengusaha di bidang pariwisata. 

Masyarakat lokal di sekitarnya juga aktif menjaga kelestarian ekosistem laut dan dikenal sangat peduli lingkungan. 

Pada 2017, desa ini memenangkan penghargaan sebagai Kampung Terbersih se-Papua Barat. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas komitmen mereka dalam menjaga kebersihan dan konservasi. 

Tak hanya itu, Desa Arborek juga menerima penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) dari Kementerian Pariwisata atas implementasi pariwisata berbasis keberlanjutan.   

Dalam hal ini, salah satu aturan penting di Arborek adalah larangan menyelam tanpa didampingi operator lokal, yang bertujuan melindungi ekosistem laut.  

Hingga saat ini, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Conservation International, Raja Ampat SEA Centre, dan Yayasan Marine Mega Fauna, Desa Arborek mampu mengelola pariwisata berkelanjutan.***