Uni Emirat Arab Luncurkan Proyek Ambisius Menarik Gunung Es dari Antartika untuk Atasi Krisis Air

inNalar.com – Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara dengan iklim gurun yang ekstrem, di mana curah hujan tahunan sangat rendah, menyebabkan pasokan air bersih terbatas.

Hal ini menjadi tantangan besar bagi negara yang mengandalkan impor air laut untuk memenuhi kebutuhan air minumnya.

Meskipun Uni Emirat Arab adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, negara ini menghadapi tantangan besar dalam pasokan air bersih, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari warganya.

Baca Juga: Hanya Ada di Italia, Ini Kota Tanpa Mobil dan Motor dan Jadi Tempat Paling Romantis

Sebagai informasi, UEA termasuk dalam daftar negara dengan pasokan air terbatas, hanya menerima curah hujan kurang dari 4 inci per tahun.

Sebagian besar kebutuhan air bersih mereka dipenuhi melalui desalinasi air laut, yang meskipun efektif, membutuhkan energi tinggi dan mahal.

Saat ini, negara berjuluk “Tanah Warisan” tersebut mengandalkan teknologi desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Namun, proses ini sangat mahal dan memerlukan energi yang besar.

Baca Juga: Gedung Terbengkalai 20 Tahun di Yogyakarta Ini Ternyata Sempat Bikin UGM Tekor Rp44,2 Miliar, Kok Bisa?

 

Proses desalinasi yang ada saat ini memerlukan 1 barel minyak untuk memproduksi 3 barel air minum.

Hal itu menjadikannya sangat mahal dan tidak ramah lingkungan karena konsumsi energi yang tinggi.

Konsumsi air minum dan air bersih oleh Negara Uni Emirat Arab lebih banyak dari rata-rata dunia, menyebabkan resiko kekeringan yang parah dalam jangka waktu 25 tahun kedepan.

Baca Juga: BRI Blokir 3.003 Rekening Terkait Judi Online, Komitmen Tegas Dukung Pemerintah

Untuk mengatasi krisis air, UEA meluncurkan proyek ambisius bernama ‘Iceberg’ yang bertujuan menarik bongkahan gunung es dari Antartika.

Program ini pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Mohammed Al-Faisal dari Saudi Arabia.

Kemudian pengusaha kaya raya Abdulla Alshehi dari Perusahaan bernama National Advisor Bureau Limited dari Uni Emirat Arab akan melanjutkan program ini.

Proyek ini masih dalam tahap pengumpulan dana, dengan putaran pertama mencapai $8 juta.

Bongkahan gunung es yang akan ditempuh sejauh 8.800 kilometer dari Antartika, melintasi Samudra Hindia, hingga tiba di pantai UEA

Meskipun proyek ini terkesan ambisius, konsep menarik gunung es telah direncanakan sejak 1975 di Arab Saudi dan akhirnya memperoleh hak paten pada 2020.

Hiatusnya atau tidak berjalanya proyek ini saat waktu dulu dikarenakan tidak adanya dukungan dari keluarga kerajaan disertai adanya masalah teknis mengenai kemajuan teknologi.

Hak paten yang telah mereka peroleh diyakini akan meningkatkan rasa kepercayaan investor terhadap kelayakan proyek dan konsep ekonomi ini.

Gunung es yang akan ditarik nantinya memiliki panjang sekitar 2 kilometer, dengan lebar sebesar 500 meter dan kedalaman mencapai 300 meter.

Waktu yang diperlukan untuk menarik massa gunung es yang sebesar itu menuju Uni Emirat Arab akan membutuhkan 10 bulan.

Dalam masa perjalanan tersebut diperkirakan bongkahan es akan mencair sebanyak 30 persen saat melewati sebelum masuk teluk arab.

Setelah sampai ke tempat tujuan, perusahaan tersebut akan memecah gunung menjadi beberapa bagian kemudian diolah dan ditampung di konveyor.

Meskipun begitu, Abdulla Al Shehi mengungkapkan bahwa gunung es tersebut akan menjadi sumber air minum paling murni yang pernah ada di dunia.

Jika mega proyek tersebut dapat dilaksanakan, diperkirakan rata-rata dapat menghasilkan 20 miliar galon air tawar sehingga dapat memenuhi kebutuhan air minum Uni Emirat Arab sampai 5 tahun kedepan.

Mega proyek ini selain digunakan untuk pemenuhan air minum masyarakat UEA, juga dipergunakan sebagai daya tarik warga mancanegara sebagai wisata.***(Wahyu Adji Nugraha)

 

Rekomendasi