Ungkap Alasan Jessica Wongso Pakai Sianida, Eddy Hiariej: Jessica Adalah Pelaku Meski Tidak Ada Saksi Mata

inNalar.com – Eddy Hiariej, saksi ahli hukum pidana kasus kopi sianida mengungkap alasan di balik penggunaan sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.

Lewat podcast Deddy Corbuzier, ia menceritakan profiling seorang Jessica Wongso yang pernah bekerja di perusahaan farmasi.

Eddy juga menjelaskan bahwa Jessica Wongso memiliki riwayat belasan catatan kepolisian di Australia.

Baca Juga: Tak Sungkan Bahas Masa Lalu, Jessica Wongso Akui Siap Temui Ayah Mirna Pasca 8 Tahun Kasus Kopi Sianida

“Dia ini kan juga punya catatan kepolisian sampai 14 kasus di Australia,” ujarnya.

Kemudian, Wakil Menteri Hukum dan HAM ini menjelaskan bukti digital forensik yang berhasil diidentifikasi saat penyelidikan.

Di dalam laptop Jessica Wongso, ungkapnya, terdapat riwayat pencarian tentang bagaimana tentang racun sianida.

Baca Juga: Digertak ‘Pejabat Misterius’ saat Kawal Kasus Jessica Wongso, Reza Indragiri Bocorkan Sosoknya

Bukti digital lain turut membuktikan bahwa Jessica pernah menonton film ‘The Hateful Eight’ pada tahun 2015 silam.

‘The Eighful Eight’ sendiri menceritakan tentang seorang koboi yang membunuh 7 teman koboinya dengan menuangkan sianida ke dalam kopi.

Namun, hingga kini publik masih mempertanyakan apakah Jessica adalah pelaku pembunuhan kopi sianida yang sebenarnya.

Baca Juga: Realita Peradilan Indonesia: Kejanggalan Kasus Kopi Sianida Sebabkan Vonis Jessica Wongso Dipertanyakan

Eddy menilai bahwa kebimbangan ini menjadi berdasar lantaran tidak ada saksi mata di tempat kejadian perkara.

Perkara pidana tidak mengenal hirarki alat bukti, sehingga saksi mata tidak dapat dilihat sebagai bukti yang lebih tinggi dibandingkan bukti-bukti lainnya.

Terdapat 7 jenis bukti, mulai dari documentary evidence, demonstrative evidence, hard evidence, dan lain-lain.

Baca Juga: Viral! Video Ayah Perokok Temani Sang Buah Hati Jalan-jalan, Ini 3 Bahaya Dampak Asap Rokok bagi Kesehatan Anak

“Dan inilah yang membuat bukti itu menjadi terang, bahwa Jessica adalah pelaku meskipun tidak ada saksi mata,” tegas Eddy.

Ditinjau berdasarkan possibility suspect, Eddy menerangkan ada 3 orang tersangka, yakni Rangga (barista), Agus (pramusaji) dan Jessica Wongso.

Dosen UGM ini lalu mengaitkan hasil pemeriksaan Rangga, Agus, dan Devi (manajer Kafe Olivier) di Polda Metro Jaya dengan eksperimen pemasukan sianida yang dilakukan I Made Agus Gelgel dan Nur Samran.

Baca Juga: Ngaku Diintimidasi Oknum Pejabat, Reza Indragiri: Ada ‘Bau Amis’ di Kasus Jessica Wongso dan Ferdy Sambo

Rangga, Agus, dan Devi menjawab pertanyaan dengan jawaban serupa tentang prosedur penyajian kopi Vietnam.

“Bagaimana standar kalau seseorang memesan ice coffee Vietnam?” terang Eddy.

Kopi Vietnam disajikan di dalam teko dan tidak dimasukkan ke dalam gelas yang sepertiganya berisi es.

Baca Juga: Bersiap Pendaftaran PPPK 2024! Simak Daftar Gaji PPPK Golongan 1 Sampai 17 Beserta Tunjangannya

Pramusaji mengantarkan pesanan dengan nampan yang berisi 4 benda, yaitu teko, gelas, tisu, dan sedotan. Sedotan ditaruh secara terpisah.

Pelayan baru menuangkan kopi ke dalam gelas saat tiba di meja pelanggan.

Sementara itu, I Made Agus Gelgel mengutarakan jika sianida dimasukkan pukul 16.29 sampai 16.45 WIB.

Baca Juga: Bersiap Pendaftaran PPPK 2024! Simak Daftar Gaji PPPK Golongan 1 Sampai 17 Beserta Tunjangannya

Pada saat kejadian, di waktu tersebut tidak ada yang menyentuh es kopi kecuali Jessica Wongso.

Rangga tidak mungkin memasukkan sianida ke dalam teko kopi karena bau zat tersebut sangat menyengat.

Sedangkan Agus bukan pelaku karena ia tidak mungkin melakukan tindakan kriminal di depan kamera CCTV.

Baca Juga: Kontroversi Kasus Kopi Sianida: Keadilan yang Tertunda bagi Jessica Wongso atau Mirna Salihin?

“Kalau saat itu racun dimasukkan, maka seisi Olivier Cafe itu akan keluar,” jelas Eddy.

Keyakinan Eddy bertambah saat Jessica menyatakan pernyataan berbeda dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Pertama, wanita yang akrab disapa Jes ini berkata tidak menaruh paper bag di atas meja, dan lupa menaruh saat pemeriksaan kedua.

Jes pun mengaku tidak mengatur peletakan paper bag, tetapi terlihat dari CCTV jika ia melakukannya.***

Rekomendasi