

Jakarta, inNalar.com – Sektor pertanian merupakan salah satu fondasi dasar pembangunan Indonesia. Sejalan dengan visi Pemerintah RI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pun berupaya menggerakkan Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) hingga ke pelosok.
Dalam langkah konkret BRI, Program Klasterku Hidupku menjadi salah satu kunci penting dalam menggerakkan dan memberdayakan para pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Di antara banyak klaster usaha binaan BRI, Pusbikat Ungaran yang berfokus pada budidaya buah alpukat memiliki kisah bisnisnya yang menarik perhatian.
Baca Juga: Jangan Keliru, Ternyata Ini Penyebab PPG Prajabatan Selalu Gagal Daftar PPPK Guru 2024
Agus Riyadi, Ketua Klaster Pusbikat Agus Riyadi menjelaskan, penyematan ‘Pusbikat’ adalah singkatan dari Pusat Pemasaran dan Edukasi Budidaya Alpukat (Pusbikat).
Klaster apukat yang dipimpin oleh Agus ini terletak di Desa Baran Gembongan, Semarang, Jawa Tengah.
”Pusbikat ini awalnya hanya mencakup satu wilayah, satu RT di satu lingkungan. Tapi kemudian berkembang menjadi satu kampung,” ungkapnya saat ia berpartisipasi dengan Bazaar Klasterku Hidupku di Taman BRI pada 15 November 2024 lalu.
Baca Juga: Final! Tenaga Honorer Diputuskan Akan Dapat NIP Tahun 2024 Tapi dengan Syarat Ini
Untuk diketahui, Desa Baran Gembongan sendiri memiliki 20 petani alpukat. Para petani telah dikenal luas mampu menghasilkan buah berkualitas lokal yang unggul.
Buah alpukat dari daerah yang berada di Kecamatan Ambarawa ini sensasi di mulut saat dicicipi sangat berbeda.
Pasalnya, tekstur dagingnya lembut, rasanya pun gurih, dan kandungan gizinya pun tinggi.
Baca Juga: Bukan 60 atau 58 Tahun, Ini Batas Usia Pensiun PNS Jabatan Fungsional Ahli Utama Terbaru
Lebih lanjut Agus berkisah. Jadi pada tahun 2011 silam,ia hanya menanam 2 pohon alpukat. Tentu hanya berandalkan pohon yang sedikit itu ia pun menanam dan memanennya secara mandiri.
Hingga waktunya alpukat berhasil panen, orang-orang di sekitarnya tertarik untuk menjadi petani alpukat juga.
Secara tidak langsung, Agus telah menjadi sosok inspiratif bagi warga sekitarnya.
Baca Juga: Alhamdulillah, Guru Honorer Segera Mendapat Tunjangan Tambahan Hingga Rp3,6 Juta di Luar Gaji Pokok
Masyarakat pun kini semakin sadar akan manfaat alpukat, serta menyediakan informasi seputar budidaya dan perawatan tanaman.
Dengan keberadaan Pusbikat, Desa Baran Gembongan diharapkan bisa menjadikan alpukat sebagai ikon desa yang berdaya saing tinggi dan diminati masyarakat luas.
Kisahnya dengan BRI sendiri bermula empat tahun lalu, yakni pada tahun 2020. Ia mengakses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Modal tersebut ia gunakan untuk memperluas usaha dan mengembangkan penanaman alpukatnya.
Agus pun belajar dari nol, mulai dari menyiapkan biji, bibit, penanaman, perawatan, hingga pemasaran.
Hasilnya, budidaya pohon alpukat miliknya pun berhasil menghasilkan produk panen berlimpah.
Meskipun hasil panen tkerap fluktuatif, harga jualnya rata-rata berkisar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram.
Apabila sedang bagus hasil panen bisa berlimpah mencapai 1-2 ton per hari. Panen buah alpukat sendiri biasanya terjadi 3 kali dalam setahun.
Setelah mengikuti pemberdayaan di Klasterku Hidupku dari BRI, Agus mengungkap bahwa program BRI telah membantunya dalam memperluas networking.
”Tentunya kami mendapat banyak pengalaman, relasi dan semakin termotivasi. Soal keuntungan sendiri tidak selalu bentuk uang, tetapi juga promosi dan branding produk yang akan bisa menghasilkan koneksi untuk keberlanjutan usaha,” tuturnya.
Ambisi Agus di masa depan diungkapnya, ia berniat terus mengembangkan Klaster Pusbikat dengan mengembangkan kemitraan, baik dari pengusaha lokal maupun petani-petani daerah.
”Karena memang tujuan kami ingin mengangkat ekonomi masyarakat, dengan mengajari budi daya tanaman alpukat yang bisa dilakukan di depan rumah, belakang rumah, dan tidak harus skala perkebunan,” ungkapnya.
Agus juga berharap kepada BRI untuk terus mendukung para petani, khususnya dalam hal permodalan sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pengiriman jangkauan produk alpukat ke daerah-daerah di Indoneisa.
Berkenaan dengan hal itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyatakan komitmen BRI untuk terus mendampingi dan memberdayakan pelaku UMKM lewat program Klasterku Hidupku.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh,” terangnya.
Supari pun mengungkap, Klasterku Hidupku akan menjadi manfaat besar bagi para pelaku UMKM.
“Semoga apa yang ditunjukkan klaster usaha ini menjadi motivasi dan cerita inspiratif dapat ditiru oleh kelompok-kelompok usaha lainnya di berbagai daerah,” lanjut Supari.***