Ubah Bebatuan Jadi Pupuk, Inggris Rela Garap Mega Proyek Bunker 1,6 Kilometer di Bawah Tanah

inNalar.com – Inggris tengah meluncurkan proyek ambisius untuk mengubah bebatuan menjadi pupuk dengan membangun bunker raksasa 1,6 kilometer di bawah tanah.

Mega proyek pengolahan batu-batuan langka merupakan salah satu perkembangan Inggris dalam mengolah ilmu pengetauhan.

Melansir The Daily Telegraph pada Kamis 14 November 2024, negara ini berhasil menemukan bebatuan langka yang di bawah tanah sedalam 1,3 Kilometer yang bisa digunakan untuk bahan baku pupuk.

Baca Juga: Ngeri Sedap! Penduduk di Pulau Terpencil Jepang Ini Hidup di Tengah Kawah Gunung Berapi Aktif

Pupuk yang dihasilkan pun dipercaya dapat meningkatkan kualitas terhadap hasil pertanian yang berkelanjutan.

Hasil ekstraksi dari batuan tersebut dinamakan polyhalite, sebuah tanaman agar bisa bertumbuh membutuhkan 6 unsur hara makro.

Seperti Nitrogen, Fosfor, Potasium, Sulfur, Magnesium, dan kalsium, sedangkan polyhalite mengandung 4 dari unsur hara makro tersebut.

Baca Juga: Digendong China, Bandara Termungil di Sulawesi Tengah Targetkan 194.000 Penumpang per Tahun

Dengan alasan tersebutlah untuk mengubah batuan tersebut tidak menggunakan bahan kimia sama sekali sehingga ramah lingkungan dan dapat menyerap unsur nitrogen dari tanah lebih banyak.

Cadangan polyhalite yang ada di wilayah Sneatonthorpe sebagai tempat mega proyek dengan deposit 290 juta ton dengan tingkat kebagusan 88,8 persen.

Tambang Woodsmith merupakan nama tempat tersebut yang menambang batu-batuan yang dimulai pembangunan pada tahun 2017.

Baca Juga: Proyek Rumah Sakit Internasional Papua Rp576 Miliar Ini Digadang Jadi ‘Singapura Baru’ di Kawasan Melanesia

Dengan nilai sumber daya yang Inggris dapatkan sebesar 2,69 miliar ton yang berada di 1600 meter dibawah tanah.

Alhasil, Inggris rela menginvestasikan sebesar 7 miliar euro atau sebesar Rp 119 triliun proyek tambang Woodsmith.

Mega proyek ini diharapkan dapat beroperasi dalam jangka waktu yang lama, sekitar sampai 100 tahun medatang.

Setelah beroperasi, diperkirakan keuntungan yang akan diperoleh negara Ratu Elizabeth tersebut sekitar lebih dari 100 miliar euro atau sekitar Rp 1.700 triliun.

Hal tersebut dapat mengisi dan mendongkrak perekonomian negara Inggris selama 50 tahun kedepan.

Mega proyek pertambangan ini berada di konservasi yang dilindungi oleh negara tersebut sehingga setiap penggerjaan yang dilakukan haruslah tidak merusak lingkungan.

Jika pertambangan ini telah selesai, Tambang Pupuk Woodsmith akan menjadi tambang terdalam se eropa dan memiliki terowongan terpanjang yaitu 36,7 kilometer sebagai jalan untuk menghantarkan mineral.

Dalam pengerjaan terowongan bagian dalam, Inggris akan menggunakan 3 jalur menggunakan 3 mesin pengeboran dan dikerjakan sejak 2019.

Terowongan tersebut akan dipsangi 2 conveyor sepanjang 24 kilometer dan 13 kilometer dengan kedalaman terowongan sedalam 200 meter.

Produk hasil pengolahan mineral tersebut akan dinamakan poly4 dengan produksi pertahunya sebesar 10 juta ton.

poly4 sendiri merupakan pupuk bernutrisi premium dibandingkan dengan produk-produk tradisional yang beredar di masyarakat.

Hal ini dikarenakan produk poly4 dari mega proyek tersebut mengandung jejak karbon yang dapat diminimalisir dan kadar klorida yang rendah.

Mega proyek tambang pupuk Woodsmith diperkirakan akan beroperasi secara utuh dan maksimal pada akhir 2027 atau permulaan 2028.***(Wahyu Adji Nugraha)

 

Rekomendasi