
inNalar.com – Tragedi gempa bumi yang meluluhlantakkan salah satu daerah di Pulau Jawa pada 27 Mei 2006 silam menyisakan luka mendalam. Tepatnya di wilayah Kampung Nglepen, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.
Tidak hanya trauma, para warga kampung di Yogyakarta itu banyak yang jadi tunawisma dadakan karena rumahnya dibuat hancur berkeping-keping oleh goncangan dahsyat itu.
Saat setelah rumah-rumah itu hancur, bala bantuan datang dari Domes for The World Foundation (DFTW). Sejak momen itulah kehidupan para penghuninya bagai suku Eskimo di Kutub Utara.
Baca Juga: Wow! Uang 25 Rupiah Kuno Ini Laku hingga Rp200 Juta di Pelelangan
Sekadar informasi, DFTW adalah organisasi non-profit asal Texas, Amerika Serikat. Merekalah yang membangun dan merelokasi rumah-rumah warga terdampak gempa setelah mengantongi izin dari Pemerintah Kabupaten Sleman.
Rumah yang dibangun atas inisiasi DFTW ini berdiri di tanah seluas 2,3 hektar. Karena rasa trauma yang mendalam warga Dusun Nglepen, DFTW kemudian merancang konsep rumah tahan gempa dengan meniadakan sambungan struktur yang menjadi titik lemah suatu bangunan.
Usut punya usut, rumah yang ada di kampung Yogyakarta ini tidak hanya tahan gempa saja, lho! Katanya, rumah ini juga tahan api dan tahan badai.
Baca Juga: 20 menit dari Pusat Kota Ternate, Kampung Unik ini Punya Hutan Cengkeh Tertua di Dunia
Berkat konsep bangunan yang unik bak rumah Iglo suku eskimo, rumah ini kemudian dikenal sebagai ‘rumah domes’.
Satu rumah domes akan dibangun diatas tanah yang luasnya adalah 38 m². Berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya, ruang keluarga di rumah ini malah terletak di lantai dua. Sedangkan lantai satunya berisi kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dan selayaknya rumah di Indonesia.
Terdapat sekitar 71 bangunan yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas umum seperti toilet, aula, klinik, tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Inilah Deretan 4 Misteri di Balik Uang Kertas Rp 1.000 Bergambar Kapitan Pattimura
Pembangunan rumah domes ini berlangsung selama satu tahun, terhitung sejak DFTW mendapatkan izin pada tahun 2006 hingga sampai tahun 2007.
Meski awalnya ditujukan sebagai tempat relokasi warga Dusun Nglepen, kampung di pelosok Yogyakarta itu kini lebih terkenal dengan sebutan ‘New Ngelepen’.
Karena keunikan lingkungan kampung bak rumah Iglo ini, rumah domes itu kini menjadi destinasi wisata yang terkenal di Provinsi Yogyakarta.
Saat ini, desa tersebut sudah berhasil menarik pengunjung dari berbagai luar daerah.
Nah, untuk bisa menikmati keunikan rumah Domes ini, pengunjung harus datang jam 07.00 pagi hingga 18.00 malam.
Pengunjung juga akan dikenakan uang retribusi sebagai tarif masuk sebesar Rp 5.000 – Rp 10.000 saja. Cukup murah, bukan?
Baca Juga: Pendapat Pengamat Terkait Hasil Imbang Timnas Indonesia Melawan Laos, Hingga Reaksi Coach Justin
Untuk saat ini, terdapat beberapa paket wisata yang menarik seperti paket sejarah, paket outbound dewasa, paket edukasi bencana, paket trip gerobak atau sapi, bahkan tersedia paket keliling dengan jeep.
Nah, beragam paket menyenangkan itu dipatok dengan harga yang sangat terjangkau, lho! Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk mengunjungi rumah domes ini?
***