

inNalar.com – Berikut ini tragedi sepakbola Indonesia kembali terjadi, kerusuhan usai laga Persebaya vs Arema FC telan 153 korban jiwa.
Sebelumnya telah dimulai laga antara Persebaya dan Arema FC pada malam Sabtu kemarin.
Laga yang berlangsung selama 90 menit dan sempat terjadi kericuhan kecil antara pemain Persebaya dengan Arema FC.
Hingga diketahui setelah laga usai, kini hingga pagi ini telah diketahui ada 153 korban jiwa yang berstatus meninggal dunia.
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Ketua komnas HAM atas jumlah korban tewas yang ada di stadion.
Pertandingan dilakukan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada malam Sabtu pukul 20.00 WIB.
Baca Juga: dr Tirta Ikut Soroti Kerusuhan di Kanjuruhan, Singgung Kesalahan Penggunaan Gas Air Mata
Korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikabarkan kembali bertambah.
Dari informasi yang diterima Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), korban tewas bertambah menjadi 153 orang.
“Saya ikut berduka atas jatuhnya korban di stadion Kanjuruhan, Malang. Sampai pagi ini informasinya sudah 153 orang yang meninggal dunia,” kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara.
Komnas HAM berencana menerjunkan tim investigasi untuk mengusut penyebab kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022, malam.
Pasalnya, pertandingan tersebut sampai menimbulkan ratusan korban jiwa. Saat ini, Komnas HAM sedang membahas serius terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang ini.
“Belum koordinasi dengan pihak Kepolisian. Kami masih koordinasi di internal Komnas HAM,” katanya.
Sebelumnya, pihak kepolisian menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Pertandingan dimenangkan Persebaya Surabaya.
Sebanyak 125 Aremania dikabarkan menjadi korban tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, terdapat dua anggota kepolisian yang juga dikabarkan tewas.
Mayoritas para korban meninggal dunia karena sesak nafas dan terinjak-injak usai pihak kepolisian melempar gas air mata untuk melerai kerusuhan.
“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal, di stadion ada 34,” beber Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta di Mapolres Malang.
Akibat insiden berdarah ini, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) memutuskan untuk menghentikan kompetisi BRI liga 1 2022/2023 selama sepekan.
Selain itu, manajemen Arema FC menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban dalam musibah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka,” ungkap Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
“Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit,” tambah Haris.
Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban.
“Kepada keluarga korban manajemen arema fc memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan,” pungkas Abdul Haris.***