

inNalar.com – Indonesia adalah negara dengan jumlah suku dan bahasa terbanyak di dunia.
Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik Nasional ada sekitar 1.340 suku yang ada di Indonesia.
Salah satu wilayah yang memiliki beragam suku ialah Papua. Papua memiliki ratusan suku yang terkenal dengan keunikan dan ciri khasnya.
Korowai merupakan suku pedalaman di Papua sebelah barat yang penduduknya tinggal di atas pohon. Kehidupan mereka terletak di tengah hutan.
Suku dengan populasi sekitar 3000 orang ini baru mulai berinteraksi dengan dunia luar sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Rumah yang dibangun di atas pohon tersebut dinamakan rumah xaim yang dibangun di ketinggan 9 meter atau sekitar 15 kaki yang setara dengan 4,5 meter.
Baca Juga: Ternyata Ada Kampung Terpencil di Papua Barat dengan Pemandangan Seperti Surga: Lokasinya…
Rumah pohon yang dibangun memiliki tinggi 10 hingga 50 meter yang terbuat dari rotan, kayu, bilah bambu, dan kulit kayu.
Korowai juga salah satu suku yang tidak menggunakan Koteka (pakaian khas tradisional papua).
Tujuan dibangun di atas pohon karena untuk mencegah dari serangan binatang buas pada zaman dahulu atau ada serangan dari suku lain.
Baca Juga: Terkuak! Potongan Tubuh Penghianat Kerajaan Mataram Islam Tercecer di Balik Tangga Makam Yogyakarta
Suku Korowai mempunyai pembagian tugas masing-masing. Kaum wanita bertugas untuk mengasuh anak dan mencari sagu.
Sementara kaum pria bertugas pergi ke hutan untuk berburu babi hutan, kus-kus, hingga burung kausari. Selain itu bertugas menebang hutan.
Lebih lanjut, suku ini sangat terampil dalam berburu dan sering kali melakukan perdagangan benda seperti perhiasan, pisau, dan tulang.
Baca Juga: Gempar di Jawa Timur, Istana Megah di Dalam Sungai Blitar Berhasil Ditemukan Pria Ini
Salah satu alasan membangun rumah pohon dengan tinggi hingga 50 meter ialah agar terhindar dari ancaman biatang buas dan juga roh-roh jahat dan iblis yang kejam atau disebut Laleo.
Laleo ialah mahluk yang berjalan menyerupai mayat hidup yang berkeliaran pada malam hari.
Terlepas dari alasan tersebut, Suku Korowali sangat menghargai nenek moyangnya.
Salah satunya rumah pohon yang merupakan warisan dari leluhur mereka.
Meski harus memanjat pohon yang begitu tinggi, mereka merasa sangat nyaman tinggal di rumah itu.
Rumah pohon Suku Korowai hanya bertahan hingga 3 tahun. Lalu, satu pohon rumah dihuni oleh 10 oranng atau lebih.
Selain itu, mereka sangat menunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan dalam hubungan sesama manusia.
Baca Juga: Manusia Berubah Jadi Kerbau, Tradisi Unik Asal Banyuwangi Sebagai Simbol Rasa Syukur
Di balik hal tersebut, Suku Korowai mempunyai hal menyeramkan yang dilakukan yakni kanibalisme.
Kanibalisme menurut Suku Korowai merupakan sistem peradilan seperti halnya Penjara di kehidupan kita. ***(Ummi Hasanah)