Tingginya 74% Burj Khalifa, Indonesia Bangun Megaproyek Pencakar Langit Pertama


inNalar.com
– Indonesia tengah menanti terwujudnya megaproyek pencakar langit pertama yang menyaingi gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa.

Megaproyek pencakar langit ini didesain memiliki ketinggian total 610 meter atau setara 74 persennya Burj Khalifa yang berlokadi di Dubai.

Burj Khalifa sendiri merupakan bangunan 828 meter (2.716,5 kaki) yang memiliki 160 lantai.

Baca Juga: 10 Kabupaten Kota Tersempit di Jawa Timur, Urutan Pertama Disabet Daerah Berjuluk Kota Onde-Onde

Tak elak, bangunan tersebut berhasil memecahkan rekor sebagai gedung tertinggi di dunia sampai sekarang.

Gedung pencakar langit tak hanya sebagai lambang kemajuan ekonomi, tapi bisa menaikkan derajat negara di mata internasional.

Indonesia sebagai negara berkembang juga tengah menuju ke arah sana. Terlihat pada beberapa periode kepemimpinan, pemerintah gencar membangun berbagai infrastruktur.

Baca Juga: Jakarta Pusat Bakal Punya Mall Tertinggi di Indonesia Rp6,5 Triliun, Tinggal Langkah Kaki dari Bundaran HI

Hal ini untuk mendorong roda perekonomian suatu daerah serta memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat.

Adapun megaproyek pencakar langit pertama di Indonesia adalah Menara Indonesia 1.

Menara Indonesia 1 merupakan proyek Media Group melalui PT Surya Indonesia Satu Property (SISP), yang ditargetkan selesai pada tahun 2025 mendatang.

Baca Juga: 5 Gedung Pencakar Langit Tertinggi di Bandung, Ada yang Capai 133 Meter dan 35 Lantai

Jadwal tersebut sejatinya molor dari target yang seharusnya rampung pada awal tahun 2023.

Menara Indonesia 1 merupakan proyek menara kembar yang terdiri dari North Tower dan South Tower.

North Tower memiliki ketinggian 303 meter (996 kaki) dan South Tower memiliki ketinggian 306 meter (1.004 kaki).

Baca Juga: Mampu Setor Rp249 T ke Negara, Daerah Terkecil Blora Pengin Merdeka Jadi Kota ‘Harta Karun’ Jawa Tengah

Masing-masing bangunan akan didesain memiliki 57 lantai dan 63 lantai.

Pembangunan gedung pencakar langit pertama di Indonesia ini dipegang oleh entitas grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) melalui JO CCEED ACSET.

Bisa dibilang jika tinggi bangunan tersebut ditotal maka akan setara 74 persen ketinggian Burj Khalifa di Dubai.

Baca Juga: Terlanjur Telan Rp2,6 Triliun, Bandara di Majalengka Disebut Proyek Gagal Jawa Barat: Berakhir Sia-Sia?

Sayang, Menara Indonesia 1 harus molor dari target karena adanya pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 2020 oleh ACST kepada China Sonangol Media Investment (CSMI).

Kemudian pada tahun 2021, ACST mendapati proposal damai yang diajukan oleh CSMI sebagai keputusan PKPU.

Dengan demikian, CSMI sudah dapat melaksanakan restrukturisasi pembayaran utang di tahun yang sama.

Baca Juga: Provinsi Lampung Wacanakan Bentuk 8 Kabupaten Baru, Tenggamus hingga Way Kanan Ikut Keseret dalam Daftar

Menara pencakar langit pertama di Indonesia tersebut dirancang oleh Mercurio Design Lab dengan konsep ramah lingkungan dan efisiensi energi.

Selain itu nantinya juga akan terhubung langsung dengan Stasiun MRT Bundaran HI di bawah tanah.

Dengan total luas bangunan 204.000 meter persegi, Menara Indonesia 1 memiliki Gross Development Value (GDV) proyeksi mencapai Rp 8 triliun.

Baca Juga: Investasinya Rp622,6 Miliar, Megaproyek Bandara Bengkulu Malah Mangkrak Kurang Lebih 5 Tahun

Serta berbagai fasilitas seperti perkantoran, toko, kondominium, dan apartemen layanan akan melengkapi kemewahan menara kembar tersebut.

Pembangunan gedung pencakar langit di Indonesia akan berdampak langsung pada peningkatan aktivitas ekonomi di kawasan sekitar, seperti peningkatan investasi, bisnis, dan lapangan pekerjaan.

Selain itu, GDV sebesar Rp 8 triliun membuat megaproyek ini diperkirakan menarik investasi besar dari dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Banjir Duit Rp272 Miliar, Dana Desa 2024 di Pelosok Aceh Tenggara Ini Paling Fantastis: 385 Gampong Lewat!

Proyek Pencakar langit tidak hanya menjadi simbol arsitektur modern, tetapi juga lambang kemajuan ekonomi Indonesia di mata dunia internasional.

Menara Indonesia 1 membantu meningkatkan citra negara di kancah global, memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara.

Lebih lanjut, adanya fasilitas ramah lingkungan dan efisiensi energi, gedung ini berpotensi menawarkan kualitas hidup yang lebih baik.

Baca Juga: Heboh! Mantan Kades di Probolinggo Tilap Dana Desa Rp 1,6 Miliar: Uang Digunakan untuk Karaoke dan Bayar Utang

Proyek milik Surya Paloh itu juga menyediakan ruang-ruang komersial dan residensial yang nyaman.

Diprediksi megaproyek Menara Indonesia 1 berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi Indonesia dengan menarik investasi, meningkatkan lapangan kerja, dan memperbaiki infrastruktur.

Secara sosial, gedung ini menjadi simbol kemajuan Indonesia serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan fasilitas modern dan lingkungan perkotaan yang lebih terintegrasi.

Rekomendasi