

inNalar.com – Sebagai kota pelajar, Yogyakarta termasuk provinsi dengan tingkat kepedulian terhadap literasi yang tinggi.
Bahkan pada tahun 2022, Yogyakarta berhasil dinobatkan sebagai daerah dengan nilai Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tertinggi pada tahun itu.
Pada saat yang bersamaan, Yogyakarta juga mendapatkan prestasi berupa penghargaan tingkat kegemaran membaca terbaik nasional.
Baca Juga: Bosan dengan Keramaian? Cobalah Tinggal di 5 Daerah Tersepi Sulawesi Selatan Ini, Dijamin Betah!
Dalam hal ini, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY saat itu, Monika Nur Lastiani mengungkapkan beberapa Langkah yang dilakukan dalam upaya pencapaian penghargaan-penghargaan tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah selalu mengoptimalkan dalam mendorong kinerja para pustakawan terutama berkaitan dengan akreditasi.
Dalam hal ini, pemerintah Yogyakarta mengungkapkan bahwa puncak tertinggi literasi bukan hanya konsumsi informasi belaka.
Baca Juga: Ironi Kota Penopang Energi IKN: 2 Tahun Kesejahteraan Daerahnya Seret, Terendah di Kalimantan Timur?
Untuk situasi ini sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk pembentukan kebijakan, inovasi teknologi, juga dialog budaya yang dinamis.
Aksi yang digerakkan Perpustakaan Nasional RI di Yogyakarta adalah dengan mengadakan kegiatan ‘Sepekan 1 Buku’ dan ‘Membaca Nyaring’.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional RI Adin Bondar mengutarakan bahwa budaya membaca dan literasi masyarakat perlu terus didorong.
Dorongan tersebut diperlukan karena masih rendahnya tingkat literasi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Pada tahun 2023 pun, Yogyakarta berhasil menempati peringkat teratas di antara semua provinsi se-Indonesia dinilai dari tingkat kegemaran membaca.
Dalam indikator membangun literasi masyarakat pun, Yogyakarta menempati posisi kedua dari seluruh Indonesia.
Berdasarkan prestasi yang dimiliki dalam bidang literasi, pemetaan pada Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di Yogyakarta pun dinilai sangat baik.
Untuk nilai IPLM Yogyakarta paling tinggi adalah di Yogyakarta dengan nilai indeks sebesar 90,5400, diikuti Kulon Progo sebesar 84,8800, Gunung Kidul sebesar 73,5400, Sleman sebesar 90,5400 dan Bantul sebesar 68,6000.
Sedangkan untuk nilai indeks Pemerataan Layanan Perpustakaan di Yogyakarta mencapai rata-rata 0,7841.
Baca Juga: Sumpek Tapi Asyik! Daerah Mana Saja yang Paling Padat Penduduk di Jawa Tengah?
Nilai-nilai di atas didukung dengan indicator Ketercukupan Koleksi Perpustakaan dengan nilai Indeks sebesar 0,8447.
Faktor lain yang membuat Yogyakarta sebagai daerah dengan tingkat literasi yang tinggi adalah adanya Tingkat Kunjungan Masyarakat yang cukup tinggi per hari, nilainya bisa sebesar 0,3277.
Di sisi lain, masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi perpustakaan dengan nilai sebesar 1,0000.
Indikator-indikator di atas menjadikan Jumlah Anggota Perpustakaan di Yogyakarta termasuk tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 1,0000.
Kepala Perpusnas RI saat itu, Muhammad Syarif Bando mengatakan bahwa setiap warga negara Indonesia ikut bertugas dalam mencerdaskan nak bangsa. Hal ini dengan tujuan supaya kesejahteraan bisa dicapai.***