

inNalar.com – Yogyakarta dihebohkan dengan kasus klitih yang baru-baru ini terjadi. Aksi yang dilakukan di dini hari ini mengundang banyak perhatian.
Terbaru ada kasus klitih yang dilakukan di titik Nol Kilometer Jogja, hingga sebabkan seorang mahasiswa alami luka.
Beberapa kasus klitih yang terjadi di Yogyakarta membawa kekhawatiran tersendiri di malam hari baik sendiri maupun bersama rekan-rekan.
Kini julukan Yogyakarta sebagai kota istimewa yang menyimpan banyak keteduhan saat malam hari mulai dipertanyakan.
Pasalnya kasus semacam ini bukan hanya sekali terjadi Yogyakarta, terdapat beberapa kasus pendahulu dengan kejadian yang kurang lebih sama.
Kasus Baru
Pada 8 Februari 2023 viral di media sosial memperlihatkan dua orang mahasiswa jadi korban kekerasan yang dilakukan beberapa pemuda saat ada di pinggir jalan.
Kejadian ini terjadi di Nol Kilometer Jogja sekitar pukul 04.20 WIB. Kedua mahasiswa itu dibuntuti mulai Jembatan Kliringan.
Datanglah beberapa pemuda yang mencoba mengajak berkelahi hingga akhirnya motor korban ditabrak.
Tidak sampai di situ saja, korban juga mendapat pukulan di pipi hingga ada pula pelaku yang menyabetkan clurit hingga bagian kanan lengan tergores.
Namun, belum diketahui pasti tentang sosok gerombolan pelaku yang melakukan aksi ini. Sebab kasus ini masih dalam proses penanganan pihak yang berwajib.
Baca Juga: Klitih Merajalela di Nol Kilometer, Buat Calon Wisatawan Takut ke Yogyakarta
Tanggapan Kepolisian
Pihak kepolisian yang diwakili KBP Yuliyanto buka suara terkait kasus yang baru saja terjadi.
Yuliyanto mengungkapkan pihak kepolisian langsung bergerak melihat CCTV usai adanya video yang viral itu.
“Setelah video (aksi klitih) kami cek melalui cctv publik yang ada di Kilometer Nol Yogyakarta, ” ungkapnya dikutip dari Instagram @merapi_uncover.
Selain itu Yuliyanto menjelaskan terkait tanggal terjadinya peristiwa tersebut berdasarkan hasil pantauan.
“Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada 7 Februari kurang lebih jam 4 dini hari,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dirinya dengan tegas menyebut jika kasus semacam ini akan menjadi perhatian lebih untuk kedepannya.
“Kami dari Polda DIY, Polresta Yogyakarta akan serius menangani ini, ini kekerasan jalanan yang tak boleh terjadi lagi,” tutur Yuliyanto.
Menurut Yuliyanto, proses penangkapan dan penindakan pelaku yang melakukan aksi tidak terpuji ini akan ditindak tegas.
“Siapapun korbannya, siapapun tersangkanya, maka pelakunya akan kami tindak dengan tegas,” katanya sembari menjelaskan.
Respon Netizen
Peristiwa klitih ini ramai dibicarakan oleh netizen di dunia maya. Banyak yang menjadi was-was dengan adanya kejadian ini.
Berdasarkan pantauan dari instagram @memomedsos, ditemukan banyak komentar dari netizen terkait pemberitaan klitih di Jogja yang baru terjadi.
Ada netizen yang beropini jika kejadian ini nantinya akan menyebabkan Yogyakarta menjadi tercoreng namanya.
“Gara-gara aksi oknum ini, Yogya jadi tercoreng dan tidak aman,” tulis akun @suyo*****.
Sementara itu ada juga yang bereaksi dengan menyebut opini jika peristiwa ini terjadi karena kedua pihak mempunyai dendam.
“Ini mungkin para korban dan pelaku sering tawuran mangkannya ada dendam” tulis akun @iks***********.
Permasalahan Lama
Sebelum kasus ini muncul dibulan-bulan atau tahun sebelumnya, Yogyakarta juga marak terjadi masalah ini.
Berdasarkan catatan yang dikeluarkan Jogja Police Watch di tahun lalu dalam kurun waktu empat bulan saja ada sekitar 12 kasus korban klitih.
Lokasi tempat terjadinya beragam, menyebar di sudut-sudut kota Yogyakarta dengan pelaku yang berbeda-beda.
Beberapa kasus tersebut bahkan ada yang menyebabkan korban harus meregang nyawa, sebut saja aksi klitih pada 3 April 2022 yang sebabkan seorang anak SMA tewas karena sabetan gir besi.
Kemudian adapula aksi klitih di 13 Februari 2022 yang membuat korbannya harus mendapat 5 jahitan serta alami luka di bagian perut.
Baca Juga: Viral! Penemuan Kerangka Manusia Gegerkan Warga Godean, Sleman, Ternyata Ini Fakta di Baliknya
Tentu kejadian ini menjadi kewaspadaan dan harusnya mendapat perhatian penuh dari pihak berwajib, agar tidak kembali terulang kasus semacam ini.***