Terkenal Sebagai Daratan Es, 2 Jenis Bunga Ini Malah Semakin Banyak Mekar di Antartika, Bukan Pertanda Baik?

inNalar.com – Antartika selama ini dikenal sebagai daratan es karena sejak zaman dahulu, daratan ini selalu tertutup es, salju, dan temperatur yang sangat rendah.

Oleh karena itu, daratan Antartika sampai saat ini masih menyimpan banyak misteri. Makhluk yang hidup di daratan ini juga memiliki keunikan yang berbeda dengan makhluk hidup di tempat lain.

Meskipun begitu, ada satu hal di Antartika miliki yang sama dengan beberapa tempat di dunia ini. Yakni, tamanan sangat sulit tumbuh di daratan ini karena suhunya yang terlalu ekstrim.

Baca Juga: Inilah Pesan Singkat Buya Yahya untuk Pemilu 2024, Tim Sukses Harus Simak Baik-baik!

Umumnya, tanaman membutuhkan suhu yang hangat dan sinar matahari untuk bisa tumbuh. Tanaman sangat sulit berkembang di tempat yang suhunya sangat dingin.

Namun, ternyata ada beberapa jenis tanaman yang masih bisa hidup di Antartika seperti lumut, lumut hati, lumur kerak, alga, dan bunga.

Bunga? Ya. Di Antartika ternyata ada dua jenis bunga yang diketahui dapat bertahan hidup di daratan es ini.

Baca Juga: Baru 41 Tahun Berdiri, Pertambangan Batu Bara di Kalimantan Timur Ini Pernah Dicap Tambang ‘Makan Korban’

Kedua jenis bunga tersebut adalah antarctic hair grass (Deschamsia antarctica) dan antarctic pearlwort (Colobanthus quitensis).

Antarctic hair grass, sesuai dengan namanya, adalah sebuah tanaman berupa rumput yang berbentuk seperti rambut.

Antarctic pearlwort merupakan sebuah tanaan kecil yang bisa tumbuh sekitar 5 cm dengan bunga berwarna kuning.

Baca Juga: Bahaya Tidur Dengan Lampu Menyala Bagi Kesehatan, Ini Efek Negatifnya Menurut dr Cahyono

Meski dapat bertahan hidup, namun, bukan berarti bunga-bunga di atas dapat mekar dengan bebas seperti bunga yang hidup di Indonesia.

Apabila kedua bunga tersebut mekar, apalagi dengan jumlah yang cukup banyak, dapat dikatakan kalau itu merupakan pertanda buruk.

Baru-baru ini peneliti menemukan bahwa kedua jenis bunga di atas mekar dengan kuantitas yang cukup banyak.

Antarctic pearlwort mulai mekar tiga kali lipat lebih banyak dari biasanya. Sedangkan antactic hair grass mulai mekar di tempat-tempat yang dulunya tidak terjamah.

Dilansir inNalar.com dari stuff.co.nz, para peneliti berteori bahwa kenaikan tingkat mekarnya dua jenis bunga di Antartika ini adalah karena perubahan iklim.

Suhu rata-rata di Pulau Signy, tempat dimana antarctic hair grass dan antarctic pearlwort hidup, naik sebanyak 1,2 derajat celcius dari tahun 1960 hingga 2011.

Kemudian, suhu naik setiap 0,9 derajat celcius setiap tahun selama tujuh tahun. Dan dalam waktu tersebut ditemukan bahwa kedua jenis bunga di Antartika ini berhasil hidup.

“Pemanasan iklim seperti ini mungkin memang menguntungkan sebagian atau mungkin banyak spesies dan komunitas terestrial asli Antartika yang terisolasi, namun, (hal ini) juga akan meningkatkan resiko berkembangnya spesies non-asli (dari luar Antartika).

“Jika mengikuti skenario ‘kasus terburuk’ yang bisa terjadi… Iklim bumi pada tahun 2030 akan menyerupai periode hangat seperti yang terjadi pada pertengaha Pliosen,” ucap James Renwick, seorang ilmuwan atau pakar iklim dari Victoria University of Wellington.***

 

Rekomendasi