

inNalar.com – PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia yang merupakan anak perusahan dari Garuda Indonesia.
Perusahaan yang menyediakan jasa pemeriksaan, perawatan, dan juga perbaikan pesawat, dengan 61 kantor di Indonesia dan 5 di luar negeri.
Awalnya sebagai Direktorat Teknik Garuda Indonesia yang berdiri pada tahun 1949, berawal dengan dua fasilitas , yaitu Bandara kemayoran dan Halim Perdanakusuma.
Lalu divisi tersebut menjadi bisnis strategis dengan nama Garuda Maintenance Facility (GMF) pada tahun 1998.
Pada 2002 GMF berubah menjadi divisi perawatan dan menjadi perusaan independen dengan nama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.
Dengan pesatnya perkembangan pesawat di Indonesia dan menjawab kebutuhan pasar untuk kawasan domestik maupun regional.
Baca Juga: Kemacetan Bandung Makin Parah, Proyek Jalan Tol yang 17 Tahun Mangkrak Ini Bakal ‘Mati Suri’?
Dilansir inNalar.com dari gmf-aeroasia.co.id, PT GMF AeroAsia membangun hanggar 4 seluas 64 ribu meter persegi.
Dibangun pada 30 januari 2013, dengan target selesai pada juli 2014, namun diresmikan pada September 2015.
Hanggar ini dapat menampung 16 pesawat narrow body, yang dilengkapi fasilitas yang modern.
Hanggar dengan seluas itu telah mengalahkan ukuran hanggar milik Lockheed Martin seluas 15.000 meter persegi yang berada di Amerika Serikat.
Menjadikan sebagai hanggar terbesar di asia tenggara, dan menjadi hanggar terbesar di dunia untuk pesawat narrow body.
Proyek ini digarap oleh BUMN Pt Wijaya (Persero) Tbk, dengan nilai investasi cukup fantastis sebesar Rp 500 miliar.
Hanggar 4 ini dibangun di area GMF AeroAsia di kawasan bandara Soekarno-Hatta, yang merupakan lokasi strategis untuk pesawat domestik maupun internasional.
Pembangunan ini dilakukan, karena untuk meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan pasar yang berkembang pesat.
Menurut Dirut GMF AeroAsia pada tahun 2013, Richard Budihartono, hanggar ini sangat penting bagi GMF dalam meningkatkan pendapatan.
Penambahan kapasitas ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kemampuan perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.
Target GMF pun diharapkan mencapai sebesar USD 500 juta pada tahun 2017. Hal ini juga untuk melepas ketergantungan kepada MRO asing.***