

InNalar.com – Pabrik pemurnian mineral atau smelter merupakan salah satu cara agar dapat memberikan nilai tambah pada nikel yang telah dieksploitasi.
Salah satu pabrik pengolahan tersebut berada di daerah Morowali, provinsi Sulawesi Tengah yang sudah beroperasi sejak tahun 2015 kemarin.
Walau sudah beroperasi cukup lama, namun pabrik pemurnian tersebut diklaim merupakan yang terbesar di dunia.
Bagaimana tidak, sebab luas dari pabrik pemurnian mineral itu saja lahannya mencapai 2000 hektar.
Maka tak heran jika tempat pemurnian mineral tersebut sampai disebut yang terbesar di dunia.
Sedangkan untuk investasinya, tempat pengolahan mineral itu pun juga menggelontorkan anggaran yang fantastis. Sebab investasinya saja mencapai Rp16,4 triliun.
Akan tetapi, dalam membangun smelter nikel tersebut Indonesia ternyata melakukan kerja sama dengan perusahaan asal China.
Dilansir InNalar.com dari laman Kemenperin, perusahaan yang membangun pabrik pemurnian mineral ini adalah Bintang Delapan Group dari Indonesia, dan Tsingshan Group perusahaan asal China.
Berdasarkan kerja sama kedua perusahaan tersebut, maka terlahirlah PT Sulawesi Mining Investment (SMI) yang mengelola pabrik pemurnian di daerah Sulawesi Tengah.
Sekedar informasi, Tsingshan Group merupakan perusahaan asal China yang masuk di dalam 500 perusahaan tambang terbesar di dunia.
Maka tak heran jika perusahaan asal China itu memiliki smelter nikel di daerah Morowali ini.
Sedangkan untuk produksinya, pada tahap pertama saja pabrik pemurnian ini sudah memiliki kapasitas mencapai 300 ribu ton nikel pig iron.
Berlanjut pada tahap kedua kapasitasnya akan mencapai sekitar 500 ribu ton.
Perlu diketahui, smelter nikel ini menghasilkan atau memperoduksi ferronickel.
Bahkan direncanakan jika pabrik pemurnian ini juga akan menghasilkan stainless steel.
Produksi stainless steel tersebut nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri, dan sisanya akan diekspor ke China. ***