Terbesar di Asia Tenggara, Megaproyek PLTA Kalimantan Utara Sampai Habiskan Rp283 T, Penyokong Listrik Kalimantan?

inNalar.com – Indonesia kini tengah membangun sebuah megaproyek yang terletak di daerah Kalimantan Utara.

Proyek tersebut dapat dibilang besar, karena akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Asia Tenggara.

Bahkan saking besarnya, pembangkit tersebut sampai bisa difungsikan untuk mengaliri listrik di pulau Kalimantan, beserta dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang tengah digarap.

Baca Juga: Terlalu Sederhana, Rapat Perdana Menteri Singapura ‘Dikritik’ Warganet Indonesia

Pasalnya nantinya pembangkit listrik tersebut akan bersumber dari 5 bendungan, yang mana mengambil sumber airnya dari sungai Kayan di kabupaten Bulungan.

Tidak hanya itu, bahkan nantinya akan disediakan pula 5 sampai 6 turbin di tiap bendungan yang ada.

Dengan kata lain, nantinya 25 turbin akan tersedia di tiap bendungan yang akan dijadikan sumber tenaga listrik tersebut.

Baca Juga: Telan Rp 23 T! Malaysia Borong Roket Artileri Canggih Penembus Pertahanan Rusia, Indonesia Wajib Waspada

Berdasarkan rencana di atas, nantinya pembangkit listrik itu dapat menghasilkan hingga 9000 MW, sehingga mampu mengaliri di pulau Kalimantan.

Melansir kanal YouTube MKM Things, megaproyek tersebut bahkan sampai menelan investasi Rp283 triliun.

Berdasarkan rencana, pada tahap pertama nantinya akan membangun satu bendungan dengan target mulai pengerjaan pada tahun 2024.

Baca Juga: Berusia 119 Tahun, Sekolah di Amerika Serikat Ini Jadi Idaman Para Pelaku Seni di Dunia, Bisa Tebak?

Sedangkan bendungan pertama itu ditargetkan akan selesai pada tahun 2027.

Sementara nantinya sisa 4 bendungan lainnya akan mulai dibangun kembali hingga target akan rampung pada tahun 2035.

Maka tak heran jika PLTA ini nantinya akan jadi yang terbesar di Asia Tenggara, mengingat bendungan dan hasilan listriknya saja bisa mencapai 9000 MW.

Baca Juga: Berada di 3 Lokasi, Biaya SPP SMA Internasional di Qatar Ini Capai Rp329 Juta, Fasilitasnya…

Usut punya usut, ternyata sebenarnya proyek di Kalimantan Utara ini sudah direncanakan sejak lama.

Sebab Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) pada megaproyek tersebut sudah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu.

Bahkan Amdal itu juga dilakukan pada saat kabupaten Bulungan masih masuk di provinsi Kalimantan Timur, yang kini telah memasuki provinsi Kalimantan Utara.

Baca Juga: Telah Berdiri Sejak 1954, SMAK Kolese Santo Yusup Malang Dulunya Cuma Terima 27 Murid Saja: Khusus untuk Kaum Tionghoa?

Sebab itulah proyek yang sudah berjalan ini diharapkan dapat dilakukan Amdal kembali, karena terakhir yang dilakukan adalah 10 tahun yang lalu.

Meski begitu, nantinya proyek ini direncanakan akan memberikan dampak yang cukup besar, karena akan jadi yang terbesar di Asia Tenggara.***

 

Rekomendasi