Terbentang Sepanjang 53,6 Km, Jalan Tol di Jawa Barat Ini Pembangunannya Molor 2 Tahun, Terkena Masalah Pendanaan?
inNalar.com – Di Jawa Barat terdapat sejumlah tol yang berperan penting bagi masyarakat sekitar.
Mengingat mobilitas masyarakat di Jawa Barat yang tinggi dan lokasinya dekat dengan Jakarta sebagai pusat kegiatan nasional.
Hingga kini, Kementerian PUPR terus berupaya untuk menyelesaikan sejumlah ruas tol di provinsi ini.
Salah satu ruas tol di Jawa Barat ini adalah ruas tol Bogor Ciawi Sukabumi atau tol Bocimi.
Tol Bocimi adalah jalan tol yang membentang sepanjang 53,6 kilometer yang menghubungkan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dengan Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.
Jalan tol ini terhubung dengan Jalan Tol Jagorawi di sebelah utara dan kelanjutan dari jalan tol Jagorawi.
Baca Juga: Habiskan Dana Rp5,4 Triliun, Jalan Tol Bocimi di Jawa Barat Ini Malah Sempat Longsor, Kok Bisa?
Pembangunannya sendiri dibagi dalam 4 seksi dimana seksi 1 hingga seksi 2 telah beroperasi.
Sementara itu, untuk seksi 3 dimulai setelah seksi 2 rampung secara keseluruhan.
Kehadiran tol Bocimi diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi bila ada perjalanan yang menuju ke arah Sukabumi.
Jalur Tol Bocimi melintasi dua kabupaten yang ada di Indonesia, yakni Kabupaten Bogor dan Sukabumi.
Sebenarnya, rencana proses pembangunan tol Bocimi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1997 dan ini merupakan perencanaan yang keempat.
Meskipun begitu, dalam prosesnya pembangunan tol Bocimi ini molor selama 2 tahun.
Pembangunan seksi II dimulai pada Januari 2019 dan targetnya meleset dari yang seharusnya selesai pada 2021.
Namun, pada kenyataannya seksi II tol Bocimi baru rampung dan diresmikan pada Agustus 2023 lalu.
Pembebasan lahan menjadi permasalahan utama yang menghantui pembangunan tol ini.
Pembebasan lahan sempat terhambat dikarenakan masalah pendanaan pada tahun 2009.
Namun, setahun kemudian masalah ini sudah mulai dapat teratasi dan diharapkan warga yang tergusur akibat pembangunan ruas tol ini bisa memperoleh uang ganti rugi pada minggu keempat November 2010.***
Rekomendasi
