Terbelit Tunggakan Rp41 Miliar, Pabrik Kertas Tertua di Jawa Timur Ini Resmi Bangkrut

inNalar.com – PT Pabrik Kertas Leces merupakan bekas dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bergerak di bidang produksi kertas.

Pabrik kertas Leces ini berlokasi di Krajan I, Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur berseberangan dengan stasiun Leces.

Pabrik kertas ini merupakan yang tertua di Jawa Timur dan menjadi yang tertua kedua di Indonesia setelah Pabrik Kertas Paadalarang di Jawa Barat.

Baca Juga: Pernah Merajai Pasar Sejak 1912, Pabrik Rokok Legendaris di Jawa Timur Ini Akhirnya Dicaplok Asing

Didirikan pada tahun 1939, pabrik ini diberi nama N.V Papierfabriek Letjes di Probolinggo.

Berdasarkan informasi dari koran De Indische Courant (10/9/1937), pabrik ini terdiri dari dua tingkat di atas lahan seluas 10 hektar.

Mesin-mesinnya pun didatangkan langsung dari Eropa yang digerakkan dengan listrik sebesar 800 watt dengan bahan dasar kertasnya adalah Jerami.

Baca Juga: Pecat 1.500 Karyawan, Pabrik Ban Terbesar di Cikarang Resmi Bangkrut Setelah Ditinggal Konsumen

Meskipun berdiri sejak 1939, pabrik kertas Leces ini baru mulai beroperasi pada 17 Februari 1940 dan langsung memproduksi belasan ton kertas.

Pabrik kertas ini dibangun dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan Pemerintah Hindia Belanda akan kertas pada saat itu.

Yang menjadi keunikan dari pabrik kertas Leces ini adalah bahan baku Utama dalam pembuatan kertas yang menggunakan ampas tebu dari pabrik-pabrik gula yang tersebar di Kawasan Karesidenan Malang saat itu.

Baca Juga: Berdiri Sejak 1994, Pabrik Sepatu Raksasa di Jawa Barat Ini Chaos Gegara Terlilit Utang Miliaran

Ada pula kertas dengan bahan baku jerami yang diolah dengan soda atau terkenal dengan nama kertas merang.

Dengan bahan baku tersebut, menjadikan pabrik kertas Leces ini hampir mandiri secara keseluruhan dengan bahan dasar berasal dari internal Hindia Belanda dan sebagian kecil bahan yang diimpor dari Amerika Serikat.

Pasca kemerdekaan, pabrik kertas ini berubah nama menjadi P.N Kertas Letjes dengan peningkatan permintaan kertas setelahnya.

Baca Juga: Bandung Kalah! Ini 5 Kabupaten Terpintar di Jawa Barat: Warganya Terkenal Cerdas

Saat itu Kertas Letjes menjadi bagian dari andalan pemerintah dan terus maju selama 50 tahun sejak pertama berdiri.

Pengelolaan pabrik ini bahkan sempat beralih ke tangan pemuda Indonesia meskipun setelahnya pada tahun 1947 pengelolaan kembali ke tangan Belanda.

Namun setelahnya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1958 mengenai pembentukan Badan Penguasa Perusahaan-Perusahaan Industri dan Tambang Belanda (BAPPIT) dan pabrik kertas Letjes dimasukkan ke dalamnya.

Baca Juga: Jawa Timur Sentra Produksi Kentang Terbesar di Indonesia, Yuk Coba Resep Khasnya!

Selama di bawah pengelolaan Pemerintah Republik Indonesia, pabrik kertas ini sempat mengalami beberapa kali renovasi yaitu pada tahun 1970, 1978, 1983, dan terakhir pada tahun 1986.

Namun munculnya krisis ekonomi global pada tahun 1998 membuat pabrik kertas Leces ini mengalami kesulitan termasuk perihal keuangan ditambah musibah kebakaran pada tahun 2013 dan 2015.

Hingga kemudian pabrik ini dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada 25 September 2018.

Baca Juga: 5 Provinsi dengan Kualitas Pendidikan Terbaik di Indonesia: No 1 Bukan Jakarta, No 4 Gak Nyangka

Selain itu, perusahaan juga harus dijual untuk menutup kewajiban yang harus dibayarkan kepada kreditur sekitar Rp 1 Triliun.

Pabrik kertas Leces pun dinyatakan bubar oleh Jokowi pasca 5 hari berulang tahun ke-83.***

Rekomendasi