

inNalar.com – Simak kabar terbaru jumlah korban tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan menjadi 126 orang.
Sebanyak 126 orang kehilangan nyawa menjadi korban atas tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan.
Ada kemungkinan jumlah korban tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan akan bertambah lebih dari 126 orang.
Baca Juga: Ricuh Suporter Arema vs Persebaya di Kanjuruhan: Balita Malang Jadi Korbannya
Dilansir dari cuitan akun Twitter @Recehan98, kabar terbaru kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan menelan korban jiwa sebanyak 126 orang yang mana dua di antaranya adalah anggota kepolisian.
Usai laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan yang berakhir dengan skor 2:3, kerusuhan pun pecah. Para suporter berbondong-bondong untuk merangsek masuk ke lapangan.
Sementara itu, para aparat yang mengamankan juga terlibat baku hantam dengan para suporter di lapangan.
Baca Juga: Persebaya Permalukan Arema FC di Hadapan Aremania, Misi Aji Santoso Terlaksana Dengan Mulus
Suasana di stadion Kanjuruhan semakin mencekam ditambah dengan kepulan gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun penonton.
Akibatnya, banyak penonton yang mengalami sesak dan kehilangan pangangannya karena tertutup kepulan asap gas air mata. Peristiwa dorong-dorongan pun tidak dapat dielakkan.
Para korban jiwa banyak yang tergeletak begitu saja. Para korban tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan yang dilarikan di rumah sakit juga banyak yang tidak tertolong.
Kabarnya, bahkan seorang korban yang dilarikan ke rumah sakit merupakan seorang balita laki-laki yang mengalami sesak hingga lemas. Syukurnya, nyawa sang balita tersebut dapat tertolong.
Pertandingan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB juga disebut-sebut netizen sebagai dapat menjadi faktor terjadinya tragedi kerusuhan.
Dilansir dari postingan Instagram @aremamedia, pihak panitia pelaksana Arema sempat mengajukan perubahan kick off laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan tersebut.
Banyak alasan yang mendasari mengapa panitia pelaksana Arema mengajukan perubahan jam kick off, misalnya masalah keamanan suporter.
Namun, PT Liga Indonesia Baru merespon dengan memberikan surat penolakan. Penolakan tersebut tidak disertakan alasan yang jelas.
Sementara itu, Liga Indonesia Baru melalui laman resminya pada 2 Oktober 2022, mengumumkan akan menghentikan sementara kompetisi selama sepekan.
“Lebih lanjut, Akhmad Hadian Lukita juga menegaskan bahwa pihaknya memutuskan bahwa kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 dihentikan selama sepekan,” dikutip dari keterangan resmi tertulis Liga Indonesia Baru di laman resminya.
Keputusan tersebut dilakukan usai mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Lebih lanjut, pihak Liga Indonesia Baru juga akan mengikuti proses investigasi yang dilakukan PSSI.
Terkait jumlah korban tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan menambah daftar kelam persepakbolaan di Indonesia.
Terbukti bahwa dunia sepak bola di Indonesia belum cukup matang dan aman untuk dinikmati semua kalangan. ***