
inNalar.com – Gelombang suara sudah lama diklaim bisa menstimulasi otak. Tapi benarkah seampuh itu untuk perkembangan otak anak?
Orang tua mana yang tidak mau anaknya tumbuh cerdas dan pintar bak ilmuwan jenius? Segala cara pun dicoba, mulai dari makanan bernutrisi, mainan edukatif, sampai metode yang terdengar seperti fiksi ilmiah: terapi gelombang suara.
Katanya, cukup mendengarkan frekuensi tertentu, anak bisa lebih fokus, tidak tantrum, nafsu makan membaik, dan tiba-tiba bisa baca buku setebal ensiklopedia dalam semalam. Eits, yang terakhir mungkin berlebihan, sih. Tapi apakah benar terapi ini sehebat itu?
Tahukah Anda tentang terapi gelombang suara? Nah, terapi ini biasanya mengandalkan binaural beats, yaitu kombinasi dua frekuensi suara yang sedikit berbeda.
Konon, gelombang ini bisa menstimulasi otak, memperbaiki konsentrasi, dan mengurangi stres. Cara ini mirip dengan meditasi, tapi tanpa perlu duduk bersila sambil mencari pencerahan.
Namun, benarkah terapi inia bisa membuat anak menjadi semakin pintar? Biar lebih jelas, ini dia beberapa manfaat yang bisa didapat dari terapi ini.
Baca Juga: Benarkah Meditasi Jadi Cara Ampuh Mengurangi Stres Pada Mahasiswa? Cek Faktanya
Pertama, terapi gelombang suara dipercaya ampuhu mengurangi kecemasan pada anak alias membuat anak lebih tenang dan rewel tidak setiap saat.
Kedua, membantu mengatasi rasa sakit yang mana hal ini sangat cocok bagi para orang tua yang pusing menghadapi anak tantrum.
Ketiga, meningkatkan fokus dan konsentrasi pada anak, siapa tahu PR jadi lebih cepat selesai, kan?
Keempat, memperbaiki suasana hati agar supaya anak tidak mudah baper dan mood swing seperti remaja labil.
Kelima, menstimulasi otak anak untuk berkembang lebih optimal
Menurut sebuah penelitian yang dilansir Healthline, delapan orang dewasa telah mendengarkan binaural beats selama 60 hari. Lalu bagaimana hasilnya?
Mereka mengaku kualitas hidupnya meningkat dan tingkat kecemasan menjadi semakin berkurang.
Meskipun demikian, sampel penelitian ini kecil sekali dan tidak bisa dijadikan patokan mutlak untuk semua orang.
Apalagi untuk anak-anak yang otaknya masih berkembang. Jadi, percaya atau tidak, itu pilihan masing-masing.
Kendati begitu, sampai saat ini, belum ada laporan efek samping negatif dari terapi ini. Akan tetapi, bukan berarti bisa asal pasang musik keras-keras dan berharap otak anak berkembang pesat.
Jadi, jangan biarkan anak mendengar suara terlalu keras, alih-alih pintar, cara ini malah bisa bikin pendengaran terganggu.
Hal ini terjadi karena tidak semua orang merespons gelombang suara dengan cara yang sama.
Jika orang tua berharap hasil instan seperti sulap, siap-siap kecewa. Karenanya, pastikan terapi ini didampingi ahli, bukan sekadar beli CD atau download aplikasi sembarangan.
Salah satu metode yang lagi naik daun adalah AudioLyfe. Caranya adalah cukup dengarkan gelombang 40Hz-512Hz, dan otak anak akan distimulasi tanpa perlu melakukan apa-apa.
Sounds magical, right? Bahkan, klaim ini telah didukung oleh pakar terapi anak di luar negeri, lho!
Baca Juga: Sekolah Islam Super Elit di Makassar, Ini Dia Program Unggulan dan Fasilitasnya
AudioLyfe ini dikatakan bisa membantu anak dengan speech delay, tantrum, dan masalah fokus.
Meskipun terdengar menggoda, tetap perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Jangan sampai mudah tergoda oleh tren tanpa dasar ilmiah yang jelas.
Jadi bagaimana kesimpulannya, apakah gelombang suara bisa membantu?
Ya, terapi gelombang suara mungkin memberikan efek positif pada beberapa orang. Namun, kalau berharap ini jadi solusi ajaib tanpa usaha lain, lebih baik pikir ulang dulu, ya!
Pada akhirnya, faktor terpenting dalam perkembangan anak tetaplah peran orang tua. Pola asuh yang baik, komunikasi yang efektif, dan stimulasi yang sesuai jauh lebih berpengaruh daripada sekadar mendengarkan gelombang suara.
Jadi, kalau ingin anak berkembang maksimal, jangan hanya mengandalkan terapi ini. Lebih baik banyak belajar tentang pola asuh yang benar, berinteraksi dengan anak, dan memastikan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka.
Karena, seperti yang kita semua tahu, membesarkan anak bukanlah tugas yang bisa diselesaikan hanya dengan satu playlist binaural beats! Tapi jika Anda penasaran dan ingin mencoba terapi ini mohon untuk tetap bijak dan realistis, ya! ***