

inNalar.com – Megaproyek kereta api di Banjarbaru Kalimantan Selatan kembali mengemuka usai sekian lama menjadi bagian janji manis Presiden Jokowi di era kampanyenya di Banjarmasin pada tahun 2019 silam.
Rencana pembangunan ini kembali menjadi bagian dari janji manis capres Anies Baswedan saat kampanye di kota yang sama pada Selasa, 5 Desember 2023.
Lebih lanjut, capres nomor urut 1 ini mengungkap bahwa pembangunan jaringan kereta ini akan menjadi prioritas, terutama antara daerah Banjarbaru dan Banjarmasin.
Baca Juga: Hamas Mendesak ICC untuk Meminta Pertanggungjawaban Israel Atas Kejahatan Kemanusiaan di Gaza
Lantas, sebenarnya bagaimana perkembangan jalannya megaproyek jalur kereta api hingga kini?
Pada dasarnya proyek ini termasuk dalam pembangunan jangka panjang yang tidak dapat terwujud secara instan.
Pada era Presiden Jokowi, tepatnya pada tahun 2017, Kementerian Perhubungan telah merancang pemetaan jalur kereta api sepanjang 2.428 kilometer.
Dengan harapan seluruh bagian provinsi di Pulau Kalimantan dapat terkoneksi, terlebih bisa menunjang gerak ekonomi daerah dengan adanya IKN di Penajam Paser Utara.
Apabila menganut pada masterplan 2012, rencananya bakal ada empat jalur yang akan dibangun.
Pertama, mulai dari jalur Palangkaraya menuju Marabahan dan Banjarmasin dengan jarak tempuh terpanjang 193 kilometer.
Kemudian, jalur Banjarmasin, Pelaihari, dan Batakan dengan jarak tempuh 97 kilometer.
Selanjutnya mulai dari Tanjung menuju Banjarmasin dan jalur tembusan menuju Kalimantan Timur.
Namun pada Bulan Oktober 2023, anggota komisi V DPR RI Kalimantan Selatan, Syaifullah Tamliha mengungkap bahwa jalur kereta api dimungkinkan akan mengalami permintaan dari calon investor.
Diungkapkan olehnya bahwa jika tadinya jaringan moda transportasi ini akan bermula dari Tabalong menuju Banjarmasin.
Namun calon investor mengusulkan pengalihan jalur dari Tabalong menuju Tanah Laut.
Pasalnya daerah tersebut terdapat pelabuhan berada di dekat tepian laut dalam sehingga pemberhentian kapal tidak perlu menunggu pasang surut Sungai Barito.
Lalu kapan proyek kereta api ini bisa terealisasi? Apakah realistis untuk diwujudkan dalam waktu dekat?
Melansir dari situs Dephub, perhitungan pihak Kemenhub untuk pengerjaan proyek selama lima tahun, proyeksi anggaran dana yang perlu dipersiapkan untuk jaringan kereta api Trans Kalimantan sebesar Rp22,9 triliun.
Berdasarkan rancangan induk perkeretaapian, Kemenhub sendiri memproyeksikan jaringan kereta api Trans Kalimantan bakal terealisasi setelah tahun 2025.
Adapun untuk Kota Banjarmasin sebagai pusat proyek kereta api di Kalimantan selatan masuk dalam upaya pembangunan jaringannya di rentang akhir tahun 2020 hingga 2025.
Dengan harapan realisasi penuh, jika sesuai target, bisa rampung pada tahun 2030 mendatang.
Namun sayangnya kendala masih berada di kemitraan investor, setelah sebelumnya perusahaan transportasi Rusia pilih untuk mengundurkan diri dari megaproyek ini.***