

inNalar.com – Sebuah temuan peninggalan bersejarah Belanda di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung ini cukup mengejutkan.
Pasalnya, posisi temuan tersebut berada di tengah perkebunan singkong milik warga Desa Tiyuh Gedung Ratu, tepatnya di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung.
Adanya temuan tidak terduga di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung ini pun sontak mengundang rasa penasaran seorang peneliti bidang filologi asal Belanda, bernama Dr. Dick Van Der Meij.
Penemuan ini turut menguatkan keberadaan peninggalan peta bertuliskan tahun 1915 dan sebuah dermaga yang dahulu digunakan VOC dan Hindia Belanda untuk keperluan angkut komoditas lada.
Keterikatan Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) dengan sejarah keberadaan Belanda sedikit demi sedikit semakin terkuak dengan adanya tambahan penemuan ini.
Lantas, penemuan seperti apa yang sampai mengundang rasa penasaran seorang peneliti Belanda, Dr. Dick Van Der Meij ini?
Pada tanggal 9 November 2022, warga Tiyuh Gedung Ratu, tepatnya di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) menemukan makam kuno yang terkubur di tengah kebun singkong milik warga.
Diduga, makam tersebut mengarah pada seorang petinggi Belanda yang juga merupakan sosok di balik pembuat peta wilayah yang kini juga menjadi bukti kesejarahan di Lampung.
Makam tersebut bukanlah kuburan pada umumnya, karena struktur bentuknya terdapat tumpukan batu yang membentuk persegi panjang berukuran 2 x 1 meter.
Baca Juga: Viral! Bikin Warganet Terharu, Beredar Video Seorang Kakak Membuatkan Susu untuk 2 Adiknya di KRL
Jenis batu yang ada dalam susunan kuburan tersebut memiliki karakteristik khas bebatuan zaman Belanda yang cenderung berwarna putih.
Diduga pula sosok pemilik makam tersebut bernama O. L. Helfrich, yang tercatat dalam sejarah merupakan seorang residen wilayah Jambi.
Selain itu, ia juga merupakan sosok pembuat peta wilayah Tulang Bawang Barat pada tahun 1915 silam.
Pada masa lampau, tanah Lampung memang memiliki keterikatan sejarah dengan VOC Belanda sebab dahulu mereka mengincar komoditas lada yang sangat menjanjikan kala itu.
Namun hingga kini belum ada kepastian lebih lanjut mengenai kebenaran sosok O. L. Helfrich, apakah benar makam kuno tersebut adalah miliknya.
Temuan ini tentu akan memberikan pengaruh bagi perkembangan histori keberadaan Belanda di tanah Lampung apabila semakin banyak arkeolog dan para sejarawan terus menelusuri jejak-jejak masa lalu, terkhusus di Kabupaten Tulang Bawang Barat.***