

inNalar.com – Pengguna Tol Cisumdawu di sekitar Jawa Barat pastinya tidak asing lagi dengan keberadaan terowongan kembar (twin tunnel) di KM 169.
Di balik canggih dan megahnya terowongan kembar di Tol Cisumdawu Jawa Barat ini, rupanya Pemerintah RI sempat dibikin gregetan saat proses pembuatannya.
Sebagai gambaran terlebih dahulu, twin tunnel ini panjangnya membentang sejauh 472 meter.
Baca Juga: Telah Mangkrak Selama 22 Tahun, Jalan Tol Becakayu Dilanjutkan dengan Dana Rp7,2 Triliun
Terowongan kembar ini dibangun di lintasan Tol Cisumdawu yang digadang sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia.
Hal yang bikin warga Jawa Barat makin bangga lagi adalah terowongan kembar ini merupakan infrastruktur pertama yang dibangun di ruas jalan tol terpanjang RI.
Mengutip dari Kementerian PUPR, twin tunnel ini disebut “Merupakan terowongan pertama yang berada dijalan tol dan terpanjang di Indonesia.”
Seolah masyarakat telah menanti 78 tahun lamanya, akhirnya Indonesia pecah telur bangun infrastruktur super canggih dan megah ini.
Hal tersebut pun diungkap dalam Podcast PUPR oleh Kepala BBPJN DKI Jakarta-Jabar.
Ir. Brawijaya selaku Kepala BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat mengungkap bahwa Pemerintah RI berhasil pecah telur membangun terowongan kembar di Tol Cisumdawu ini.
“Dibangunnya terowongan di Cisumdawu ini, Kita itu sudah merdeka 78 tahun ya baru inilah (berhasil dibangun),” pungkasnya.
Dengan terbangunnya terowongan kembar ini, setidaknya ada tiga daerah strategis yang bisa terhubung.
Sebagaimana namanya Tol Cisumdawu, lintasan ini menghubungkan Cileunyi di Bandung, Sumedang, dan Dawuan di Majalengka, Jawa Barat.
Baca Juga: Diperkirakan Telan Dana Rp24,6 Triliun, Megaproyek Tol di Bali Ini Harus Gusur 58 Desa
Adapun terowongan kembar super canggih ini berada di area titik Sumedang.
Infrastruktur ini dibangun bukan sekadar untuk kebanggaan warga Jawa Barat saja, melainkan demi menjaga bukit setinggi 80 meter.
Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur, Fahmi Aldiamar pun mengungkap bahwa tunnel ini dipilih karena beberapa pertimbangan.
Baca Juga: Bali Paling Beda! Akses Jalan Tol Unik Sepanjang 12,7 km Ini Dibuka-Tutup Tergantung Hembusan Angin
Di antaranya adalah meminimalisir dampak lingkungan yang jika memilih untuk memangkas bukit, tentu akan menyebabkan buangan material cukup banyak.
Biaya pemeliharaan jangka panjangnya pun akan cenderung lebih menguras kantong.
Namun dengan terowongan kembar ini, Pemerintah RI menilai bahwa meski dana bangunnya sangat mahal, tetapi pemeliharaan jangka panjang lebih murah.
Selain itu, aliran air warga pun tidak terganggu sebab adanya twin tunnel ini.
Tantangan inilah yang mendorong Pemerintah RI membangun terowongan super canggih.
Disebut canggih, karena twin tunnel ini dibangun dengan menggunakan teknologi New Austrian Tunneling Metode (NATM).
Teknologi NATM ini digunakan untuk membangun sebuah terowongan yang lokasi proyeknya di area tanah lunak dan perbukitan.
Proses konstruksinya pun dibantu dengan sistem pemantauan canggih yang akan membuat proses pengerjaannya menjadi lebih efektif dan efisien.
Kendati demikian, dalam proses pembangunannya pun tidak terlepas dari adanya tantangan dan hambatan.
Pemerintah RI sempat dibikin gregetan karena proses pembangunan dinilai lambat dan lama.
Pembangunan terowongan kembar super canggih ini melibatkan kontraktor dari China dan Pemerintah RI.
Apabila sebelumnya porsi pengerjaannya didominasi oleh kontraktor asing sebesar 65 persen.
“Sebelumnya untuk porsi kontraktor China sebesar 65% dengan Pemerintah yaitu sebesar 35%,” ungkap Danang Parikesit selaku Kepala BPJT, dikutip inNalar.com dari Kementerian PUPR
Pada akhirnya Pemerintah RI mengambil alih porsi pengerjaannya menjadi 55 persen, sedangkan kontraktor China mengerjakan sisanya.
Beruntungnya terowongan yang memfasilitasi 6 lajur ini sekarang telah digunakan masyarakat.***